Ulasan Pasar per 29 Maret 2018

Kurs dollar terhadap rupiah per 29 Maret  2018: Rp.13.756,- vs  28 Februari 2018: Rp.13.751,-(kurs jisdor). Harga minyak WTI per 29 Maret 2018 USD64,94 per barel  untuk pengiriman Mei 2018 di New York Mercantile Exchange. Pada tiga hari perdagangan sebelumnya, harga minyak merosot 2,28% dari US$ 65,88 per barel yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2015.

Bank Sentral AS Federal Reserve dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin dan berada pada kisaran 1,5 hingga 1,75 persen. The Fed juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga acuan terus hingga tahun 2020. Menyusul kebijakan Bank sentral AS, People’s Bank of China (PBOC) juga memutuskan menaikkan tingkat suku bunga 7-day reverse repurchase agreement atau reverse repo sebanyak 5 basis poin (bps), menjadi 2,55% dari 2,5%. POBC juga menaikkan suku bunga untuk pinjaman jangka pendek sebesar 5 bps. PBOC juga menambahkan dana 10 miliar yuan (US$1,58 miliar atau setara dengan Rp 21,7 triliun) ke dalam sistem keuangan. Namun Rapat Dewan Gubernur (RDG)  Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate  sebesar 4,25 persen. Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 3,50 persen dan Lending Facility 5,00 persen. Berlaku efektif sejak 23 Maret 2018

Pasar saham Indonesia pada akhir Maret 2018 ditutup di level 6.188,99 naik 0,78% dari hari sebelumnya. Namun sejak awal tahun atau  year to date (ytd) indeks masih  mengalami penurunan sebesar 2,62%. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan indeks ini diiringi oleh penjualan bersih asing yang mencapai Rp 23,49 triliun.

Ulasan Pasar per 28 Februari 2018

Pasar saham Indonesia pada akhir Februari 2018 ditutup di level 6.597,2 angka ini tercatat menguat sebesar 3,93 persen secara ytd. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp. 2,22 T sejak awal tahun.

Kurs dollar terhadap rupiah per 28 Februari 2018: Rp.13.751,- vs 31 Januari 2018: Rp.13.413,-(kurs jisdor). Nilai tukar mata uang rupiah mengalami pelemahan secara Mom pada akhir Februari 2018 .

Harga minyak WTI per 28 Februari 2018 USD62,91 per barel turun 0,2% secara mom dibanding harga tanggal 31 januari2018 yang sebesar USD64.29.  Harga Brent turun menjadi USD 66,50 per barel pada tanggal 28 Februari 2018 turun secara mom 0.2% dibanding harga pada tanggal 31 januari 2018 yang berada dilevel USD68,78.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) Februari 2018 sebesar US$100,69 per ton, naik 5,4 persen dari Januari 2018 yang ditetapkan sebesar US$95,54 per ton.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Februari 2018 sebesar 0,17 persen. Adapun untuk inflasi tahun kalender tercatat mencapai 0,79 persen, sedangkan inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,18 persen.

Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency Ltd (JCR) meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia dari BBB-/Outlook Positif menjadi BBB/Outlook Stabil pada 8 Februari 2018. JCR menyatakan faktor kunci yang mendukung kenaikan SCR Indonesia adalah upaya sinergi Pemerintah dalam melakukan reformasi struktural untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ulasan Pasar per 31 Januari 2018

Kurs dollar terhadap rupiah per 31 Januari 2018: Rp.13.413,- vs 29 Desember 2017: Rp.13.548,-(kurs jisdor). Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan secara Mom pada akhir Januari  dengan menguat sebesar 0,99% terhadap USD. 

Harga minyak WTI per 31 Januari 2018 USD64,29 per barel naik 6,4% secara mom dibanding harga tanggal 31 desember 2017 yang sebesar USD60,42. Harga Brent naik menjadi USD 68,78 per barel pada tanggal 31 Januari 2018 naik secara mom 2,8% dibanding harga pada tanggal 31 desember 2017 yang berada dilevel USD66,87.

Harga batu bara acuan (HBA) Januari 2018 tercatat naik 1,6% dibanding posisi Desember 2017. Data Kementerian ESDM menunjukan HBA bulan ini dipatok US$ 95,54 per ton, naik dibanding bulan sebelumnya yang berada pada level US$ 94,04 per ton.

The Federal Reserve masih mempertahankan suku bunga acuannya di level 1,50% pada FOMC meeting diakhir Januari dan diakhir kepemimpinan Janet Yellen. Selain itu, Bank Sentral AS juga menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan naik tahun ini dan bergerak stabil di kisaran target Bank Sentral sebesar 2,0% dalam jangka menengah.