Ulasan Pasar per 28 Februari 2023

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan Februari 2023 ditutup melemah -0,17% kelevel 6.843,23. Kinerja IHSG selama bulan Februari tercatat mengalami penguatan tipis 0,06%. Pelemahan IHSG akhir Februari dipicu turunnya saham-saham Big Cap khususnya saham sektor perbankan. Investor mewaspadai kebijakan The Fed yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga setelah data inflasi AS bulan Januari 2023 mencapai 6,4% secara tahunan di atas ekspektasi pasar sebesar 6,2%. 

Bursa saham Amerika, Wall Street pada perdagangan akhir Februari ditutup melemah. Indeks Dow Jones koreksi 232,39 poin atau 0,7% persen ke posisi 32.656,70, S&P 500 anjlok 0,3% ke posisi 3.970,15, sedangkan indeks Nasdaq turun 0,1% ke posisi 11.455,54. Lonjakan tajam  imbal hasil obligasi AS pada Februari 2023 merusak sentimen investor untuk saham. Hal ini karena pelaku pasar khawatir suku bunga the Federal Reserve (the Fed) yang lebih tinggi akan bertahan lebih lama. Pada Selasa, 28 Februari 2023, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berada diatas level 4% atau level tertinggi sejak November 2022.

Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil meraih dana sebesar Rp 20 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (28/02/2023). Minat investor terhadap lelang SUN tersebut cukup tinggi. Penawaran yang masuk (incoming bids) tercatat Rp 45,97 triliun atau dua kali dari target indikatif yang telah diumumkan sebelumnya. Tingginya minat investor itu didorong oleh optimisme penguatan perekonomian Indonesia tahun 2022 yang tercatat tumbuh 5,31% (yoy), lebih baik dari tahun 2021 sebesar 3,70% (yoy).

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan di pasar spot Selasa (28/2) ditutup menguat tipis 0,05% dilevel Rp 15,261. Penguatan rupiah masih dibayangi tekanan dari ekspektasi suku bunga lebih tinggi The Fed yang mendorong dolar AS berada di jalur positif. Federal Reserve AS diperkirakan bakal menaikkan suku bunga lebih dari perkiraan semula. Perkiraan ini menguat setelah serangkaian data ekonomi yang lebih optimistis dari Amerika Serikat

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Februari 2023 tercatat 5,47% (YoY), lebih tinggi dari Januari 2023 yang mencapai 5,28%. Sementara inflasi bulanan per Februari tercatat 0,16%. Inflasi kali ini dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi tertinggi. Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi terdalam, menyusul penurunan tarif angkutan udara, akibat harga avtur. 

Harga komoditas minyak dunia jenis Brent pada perdagangan Selasa (28/02/2023) tercatat menguat 1,6% dilevel US$83,75 per barel. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga ditutup positif naik 1,9% menjadi US$77,14 per barel. Ekspektasi pemulihan permintaan di China mendukung kenaikan harga minyak mentah. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan aktivitas pabrik di China akan tumbuh pada Februari. Penguatan harga minyak disebabkan harapan untuk pemulihan ekonomi yang kuat China di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS). Jajak pendapat Reuters memperkirakan, harga minyak diperkirakan akan naik di atas US$ 90 per barel menjelang paruh kedua tahun 2023. Prospek kenaikan harga minyak masih dipicu oleh pemulihan permintaan China dan penurunan produksi Rusia.

Bulan Maret IHSG diperkirakan akan mampu bergerak positif ditunjang oleh sentimen pengumuman rencana pembagian dividen sejumlah emiten khususnya emiten sektor pertambangan dan perbankan. Sentimen dari luar negeri, investor masih mencermati kebijakan lanjutan oleh The Fed menyikapi inflasi yang masih tinggi di AS.