Ulasan Pasar per 31 Oktober 2018

Pada 31 Oktober 2018 Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 15.227,-. Sejak awal tahun, rupiah melemah 12,21% dari kurs acuan. Sementara dalam setahun terakhir, depresiasinya mencapai 11,79%.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Oktober 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Pada Oktober 2018 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,20. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Oktober) 2018 sebesar 2,22 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2018 terhadap Oktober 2017) sebesar 3,16 persen.

Harga minyak turun pada akhir perdagangan (31 Oktober 2018) dan membukukan kinerja terburuk sejak Juli 2016. Brent jatuh 8,8 persen dan WTI turun 10,9 persen selama bulan Oktober 2018.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 31 Oktober 2018 di tutup di level 5.831,65  menguat 0,74% dibanding hari sebelumnya dan menalami penurunan  sebesar 2% dibanding bulan sebelumnya dari level 5.929,22. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis angka realisasi investasi langsung  pada kuartal III-2018 turun 1,6% dibandingkan capaian kuartal III-2017 menjadi Rp 173,8 triliun. Investasi langsung dari pihak asing alias foreign direct investment (FDI) tercatat anjlok hingga 20,2% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2017 menjadi Rp 89,1 triliun.

.

Ulasan Pasar per 28 September 2018

Hasil RDG BI tanggal 27 September 2018 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day RR sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50 persen. Kenaikan ini dilakukan untuk menyesuaikan kenaikan suku bunga The Fed pada hari Rabu 26 September 2018 yang menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (0,25 persen) ke level 2-2,25 persen. Ini adalah kenaikan kedelapan yang terjadi sejak The Fed mulai melaksanakan kebijakan normalisasi suku bunga di Desember 2015.

IHSG pada penutupan perdagangan hari jumat 28 September 2018 mencatatkan kenaikan sebesar 0,80% atau +43,34 poin ke level 5.976,55. Secara year to date (ytd) IHSG mengalami penurunan sebesar -5,97% dan secara mingguan IHSG mengalami kenaikan sebesar 0,32%. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 6.737 Triliun dengan rata-rata nilai transaksiharian Rp 8.535 Miliar. Asing secara ytd mencatatkan net sell sebesar Rp 51.172,3 miliar. 

Pada September 2018 terjadi deflasi sebesar 0,18% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 133,83. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Tingkat inflasi years to date  2018 sebesar 1,94% dan tingkat inflasi year on year sebesar 2,88%.

Pada 24 September 2018, AS secara resmi mengenakan bea masuk 10%  terhadap impor produk China dengan nilai total US$ 200 miliar atau sekitar Rp3000 triliun . Pemerintahan Presiden Cina, Xi Jinping, melakukan retaliasi atas kenaikan tarif terbaru AS tadi dengan menaikkan tarif sebesar 5-10% untuk impor senilai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 893 triliun.

Ulasan Pasar per 31 Agustus 2018

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 31 Agustus 2018 ditutup melemah 0,504 poin atau 0,01 persen ke level 6.018,46 dari penutupan kemaren. Secara year to date (ytd) IHSG mengalami penurunan sebesar -5,31% dan secara mingguan IHSG mengalami kenaikan sebesar 0,83%. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 6.783 Triliun dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp 8.712 Miliar. Asing secara ytd mencatatkan net sell sebesar Rp 50.188,5 miliar.

Pada Agustus 2018 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,07. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Agustus) 2018 sebesar 2,13 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 3,20 persen.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 14-15 Agustus 2018 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Sementara deposit facility rate menjadi sebesar 4,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 6,25 persen. Kenaikan suku bunga acuan itu berlaku efektif mulai 16 Agustus 2018.

Kurs dollar terhadap rupiah per 31 Agustus 2018: Rp.14.711,- vs 31 Juli 2018: Rp.14.414,-(kurs jisdor). Dari awal tahun kurs dollar mengalami pelemahan sebesar -8,58%. Bank Indonesia (BI) meningkatkan intervensi di pasar valas dan menyerap Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas asing di pasar sekunder, untuk stabilisasi rupiah. 

Current account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal II-2018 membengkak menjadi US$ 8 miliar atau 3% PDB, dibanding periode sama tahun sebelumnya 1,96% dari PDB. Masalah CAD itu menjadi titik lemah yang banyak dialami negara berkembang lainnya, tidak hanya Argentina yang mencapai 4,8% PDB dan Turki 5,5% PDB.