Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan Januari 2023 ditutup melemah 33,13 poin atau turun -0,48% kelevel 6.839,342. IHSG melemah karena investor cenderung wait and see menanti rilis data inflasi di dalam negeri dan pengumuman kebijakan suku bunga terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed). Selama bulan Januari IHSG tercatat melemah tipis 0,16%.
Mayoritas bursa Asia diakhir Januari ditutup melemah, Indeks Nikkei melemah 106,301 poin atau 0,39% ke 27.327,1, Indeks Hang Seng turun 227,4 poin atau 1,03% ke 21.842,33, Indeks Shanghai melemah 13,65 poin atau 0,42% ke 3.255,67, serta Indeks Strait Times melemah 12,62 poin atau 0,37% ke 3.365,67. Pelaku pasar mencermati kebijakan suku bunga terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB), dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), pada Kamis pekan ini.
Dari pasar surat utang pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut terdapat aliran modal asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 48,53 triliun pada periode 1-27 Januari 2023. Terjadinya pembelian kembali SBN oleh investor asing menyebabkan yield SBN seri benchmark 10 tahun mengalami penurunan sebesar 20 bps (YTD) ke level 6,74%.
Kinerja nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika pada bulan Januari 2023 menguat 3,7% di level Rp 14.985/US$. Kinerja positif rupiah terhadap usd dipicu oleh rencana pemerintah yang akan menahan devisa hasil ekspor (DHE) lebih lama di dalam negeri. Dengan DHE yang ditahan, maka pasokan valuta asing akan bertambah, dan bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Januari 2023 tercatat 5,28%(YoY), lebih rendah dari Desember 2022 yang mencapai 5,51%. Laju inflasi tahunan ini jauh menurun dari titik puncak inflasi pada September 2022, sebesar 5,95%. Untuk data bulan Januari terjadi inflasi sebesar 0,34% secara bulanan jauh lebih kecil dibandingkan bulan Desember 2022 yang mencapai 0,66% (mtm). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa inflasi tahunan mulai menurun pasca kenaikan harga BBM pada tahun lalu.
Harga komoditas minyak dunia jenis Brent pada perdagangan Selasa (31/01/2023) tercatat menguat 1% dilevel US$85,46 per barel dibanding hari sebelumnya. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga ditutup positif naik 1,3% menjadi US$78,87 per barel. Administrasi Informasi Energi AS melaporkan bahwa permintaan minyak mentah dan produk minyak AS naik 178.000 barel per hari (bph) pada November menjadi 20,59 juta bph. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak Agustus. Penguatan harga minyak mentah juga didukung oleh dolar AS yang lebih lemah. Hal ini membuat minyak mentah berdenominasi dolar lebih murah bagi pembeli mata uang lain.
Bulan Februari IHSG diperkirakan akan bergerak positif ditunjang sentimen meredanya tekanan inflasi dalam negeri. Dari luar negeri, kebijakan kenaikan suku bunga The Fed tahun ini diperkirakan tidak akan seagresif tahun sebelumnya.
Recent Comments