Ulasan Pasar per 31 Maret 2022

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ke level 7.071,4 pada perdagangan Kamis, 31 Maret 2022. Indeks ini menguat 0,26% dari hari sebelumnya. Investor melakukan transaksi sebesar Rp14,58 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,74 miliar saham. Pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp760,45 miliar.

Mayoritas bursa saham Asia memerah. Tercatat, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,73 %, indeks Hang Seng Composite di Hong Kong turun 0.87 %, sementara indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,40 %. Bursa saham Eropa memerah. Terpantau, indeks FTSE 100 di Inggris naik 0,17 %, indeks CAC 40 di Perancis naik 0,21 %, dan indeks DAX di Jerman turun 0,39 %. Mengikuti jejak bursa saham Eropa, bursa Amerika mayoritas melemah. Indeks S&P 500 turun 0,63 %, indeks NYSE melemah 0,48 %, sementara indeks NASDAQ minus 1,21 %.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66 % month-to-month (mtm), berbanding terbalik dari posisi deflasi pada Februari lalu. Sementara itu, inflasi tahun tahunan dan tahun kalendernya tercatat sebesar 2,64 % year-on-year (yoy) dan 1,20 % year to date (ytd). Dari pemantauan BPS di 90 kota, sebanyak 88 kota mengalami inflasi dan 2 mencatatkan deflasi. Penyumbang inflasi utamanya cabai merah, bahan bakar rumah tangga, emas, serta minyak goreng. Dari catatan BPS, inflasi Maret sebesar 0,66 % ini tertinggi sejak Mei 2019

Rupiah ditutup melemah sebesar 0,14 % atau sebanyak 19 poin menjadi Rp14.363 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp14.344 per dolar AS.

Kemenkeu melaporkan kinerja APBN 2022 pendapatan negara mencapai Rp156 triliun; realisasi belanja Rp127 triliun; surplus Rp29 triliun atau setara 0,16% PDB; realisasi pembiayaan minus Rp2,98 triliun per Jan-22. Kinerja APBN di awal tahun cukup positif. Kenaikan pendapatan negara ditopang oleh penerimaan perpajakan (+65.57% YoY). Secara neto realisasi pembiayaan menunjukkan Pemerintah melakukan pembayaran ULN dan pelunasan jatuh tempo SBN lebih besar dari pengadaan baru.

Shanghai mengunci seluruh wilayahnya seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 varian omicron di hub finansial itu. hampir separuh dari kota terbesar China di wilayah timur masih melanjutkan pengetatan aktivitas warga meskipun lockdown selama 4 hari seharusnya berakhir pada Jumat. Warga di bagian barat Shanghai yang menjadi rumah bagi dua per tiga populasi memulai lockdown selama 4 hari pada pukul 3 dini hari pada Jumat. Selama pembatasan pergerakan, semua penduduk dilarang meninggalkan rumah kecuali melakukan tes mandatori massal. Shanghai telah menjadi episentrum penyebaran virus terburuk di China sejak awal pandemi Covid-19. Infeksi harian kota itu melonjak dari lima kasus pada awal Maret menjadi lebih dari 6.300 pada Jumat.

Laporan pekerjaan bulanan yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat. Departemen tenaga kerja AS melaporkan adanya penambahan 431.000 pekerjaan di bulan Maret, lebih sedikit daripada perkiraan 490.000, tetapi masih menunjukkan kenaikan pekerjaan yang kuat. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,6%, terendah baru dalam 2 tahun sementara pendapatan rata-rata per jam naik 5,6% secara tahunan. Di sisi lain, data aktivitas manufaktur AS secara tak terduga melambat pada bulan Maret, meskipun tetap berada wilayah ekspansi.

 

Ulasan Pasar per 28 Februari 2022

IHSG pada penutupan perdagangan hari Jumat 25 Februari 2022 mencatatkan kenaikan  sebesar 1,03% atau naik 70,35 poin ke level 6.888,17. Dari awal tahun IHSG mengalami kenaikan sebesar 4,66%. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 8.690 Triliun dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp 12,955 Miliar.

Pada Februari 2022 terjadi deflasi sebesar 0,02 % dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,24. Dari 90 kota IHK, 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Februari) 2022 sebesar 0,54 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 2,06 %. Komponen inti pada Februari 2022 mengalami inflasi sebesar 0,31 %. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Februari) 2022 sebesar 0,72 % dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 2,03 %.

Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Februari 2022 naik menjadi US$ 95,72 per barel, naik sebesar US$ 9,83 dari US$ 85,89 per barel pada Januari 2022. Berdasarkan laporan IEA (International Energy Agency) bulan Februari 2022, terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan tahunan permintaan minyak dunia tahun 2022 sebesar 3,2 juta barel per hari (bph) menjadi 100,6 juta barel per hari, dipicu oleh pembatasan Covid-19 yang mereda. Berdasarkan laporan OPEC bulan Februari 2022, terdapat peningkatan proyeksi permintaan minyak dunia pada tahun 2022 sebesar 17 ribu barel per hari menjadi 100,8 juta barel per hari, dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya.

Bank Indonesia (BI ) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 12,9% per Januari 2022 menjadi Rp7.643,4 triliun, masih lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan per Desember 2021 sebesar 13,9% (YoY). Pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,1% (YoY) dan uang kuasi sebesar 8,2% (YoY). Perkembangan M2 pada Januari 2022 turut sejalan dengan ekspansi keuangan pemerintah, akselerasi penyaluran kredit, dan perlambatan aktiva luar negeri bersih. Ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh sebesar 48,1% (YoY ), naik dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2021 sebesar 37,7% (YoY). Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,5% (YoY), dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2021 sebesar 4,9% (YoY). Dan, aktiva luar negeri bersih juga meningkat 1,8% (YoY) seiring tetap tingginya cadangan devisa, meski melambat dibandingkan Desember 2021.

Pemerintah akan melakukan transaksi private placement Surat Utang Negara (SUN) dalam rangka penempatan dana atas Program Pengungkapan Sukarela Wajib Pajak. Seri SUN dalam transaksi ini yaitu FR0094 (new issuance) untuk tenor 6 tahun dengan kupon 5,6% dan USDFR0003 untuk tenor 10 tahun dengan kupon 3,0%. Kami memandang selain mendapatkan alternatif pendanaan adanya Program Pengungkapan Sukarela Wajib Pajak ini juga akan memperkuat pasar SBN domestik

Di saat konflik Rusia dengan Ukraina masih bergulir, pemerintah AS kembali memperluas pembatasan perdagangan utang pemerintah Rusia pada Selasa dalam upaya untuk menghukum Moskow karena meningkatkan konfliknya dengan Ukraina. Mengutip Reuters (24/2), JPMorgan sebagai penyedia utama indeks pasar berkembang untuk mata uang lokal dan obligasi mata uang keras sedang meninjau dampak sanksi AS yang baru dikenakan terhadap utang negara Rusia terhadap indeks obligasi pasar negara berkembang. Terbaru, Departemen Keuangan AS mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya melarang partisipasi di pasar sekunder untuk obligasi pemerintah Rusia yang akan diterbitkan setelah 1 Maret, dalam sebuah langkah yang bertujuan membatasi kemampuan Rusia untuk mengakses pendanaan eksternal. Sebelumnya, Investor AS telah dilarang membeli utang Rusia berdenominasi dolar baru sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea. Selain itu, Bank-bank AS juga telah dilarang mengambil bagian di pasar primer untuk obligasi negara nonrubel sejak 2019 dan tahun lalu Presiden AS Joe Biden juga melarang lembaga keuangan AS mengambil bagian di pasar primer untuk obligasi negara Rusia berdenominasi rubel.

 

Ulasan Pasar per 31 Januari 2022

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah di akhir perdagangan di bulan Januari 2022.  IHSG turun 0,22% atau 14,36 poin ke 6.631,15 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun selama bulan Januari 2022 IHSG berhasil membukukan kinerja positifnya, di mana kinerja IHSG pada Januari lebih baik dari Desember 2021. IHSG melesat 0,75% pada Januari 2022, di mana per 31 Januari, IHSG berada di level 6.631,15. Bahkan pada Januari, IHSG berhasil mencetak rekor terbarunya di level 6.726,37 yang tercipta pada 21 Januari 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Pada Januari 2022 terjadi inflasi sebesar 0,56%  dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,26., tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,18% yoy, atau lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2021 yang sebesar 1,87% yoy. Ini merupakan angka tertinggi sejak Mei 2020, di mana pada saat itu terjadi inflasi sebesar 2,19% yoy. Tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akhirnya kembali ke kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%.

International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan PDB Indonesia justru diproyeksikan mampu tumbuh dari 3,3% di tahun 2021 menjadi 5,6% di tahun 2022. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melampaui negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. IMF memprediksi negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS) dan China akan mengalami perlambatan ekonomi, yang kemudian akan turut melemahkan pertumbuhan ekonomi global dari level 5,9% di tahun 2021 menjadi 4,4% di tahun 2022. Dalam World Economic Outlook Update, IMF tidak menjelaskan secara spesifik faktor-faktor apa saja yang berpeluang menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. IMF hanya memberi catatan bahwa selama setahun ke depan negara-negara perlu mewaspadai gangguan ekonomi akibat penyebaran Covid-19 varian Omicron, gangguan rantai pasokan, volatilitas harga energi, inflasi, ketegangan geopolitik, serta ancaman bencana alam terkait perubahan iklim.

Pemerintah berhasil menerbitkan SBSN untuk pembiayaan anggaran pada Selasa 25 Januari 2022. Total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp11 triliun dengan nilai penawaran masuk sebesar Rp38,29 triliun. Meskipun sukses dalam penerbitan SBSN, nilai penawaran yang masuk lebih rendah dari lelang sebelumnya sebesar Rp55,35 triliun pada 11 Januari 2022. Lebih lanjut, permintaan investor untuk aset pendapatan tetap dengan periode jatuh tempo yang lebih pendek tercermin dari nilai penawaran masuk ke SPNS12072022 yang berjumlah Rp12,83 triliun. Terlihat, nilai penawaran masuk yang lebih rendah dan permintaan yang lebih tinggi untuk SBSN dengan tenor pendek didorong oleh faktor eksternal terutama peningkatan risiko kenaikan suku bunga.