Ulasan Pasar per 31 Maret 2023

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan Maret 2023 ditutup melemah tipis 3,67 poin atau 0,05% dilevel 6.805,28. Kinerja IHSG selama bulan Maret tercatat mengalami pelemahan sebesar 0,55%. Pelemahan IHSG disebabkan sentiment negatif dari China dan Amerika Serikat. Pemerintah China secara mengejutkan menetapkan pertumbuhan ekonomi 2023 hanya di kisaran 5%. Target pertumbuhan ekonomi tersebut di bawah ekspektasi pasar yang meyakini ekonomi Tiongkok bisa tumbuh lebih tinggi di atas 5%. Dari Amerika adanya krisis perbankan yang menyebabkan kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) memberikan efek negatif bagi pasar saham global.

Bursa saham Amerika, Wall Street pada perdagangan akhir Maret ditutup menguat. Dow Jones Industrial Average naik 415,12 poin (1,26%) dilevel 33.274,15. Indeks S&P 500 naik 58,48 poin atau 1,44% menjadi 4.109,31 dan indeks Nasdaq Composite menguat 208,44 poin (1,74%) dilevel 12.221,91. Inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang melandai memberikan sentimen positif ke pasar saham. Inflasi inti PCE tumbuh 0,3% pada Februari, lebih rendah dari prediksi Dow Jones 0,4%. Sementara secara tahunan, tumbuh 4,6% juga lebih rendah dari prediksi 4,7%. Inflasi yang semakin rendah menguatkan ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi.

Bank Indonesia menyampaikan perkembangan aliran modal investor asing per 31 Maret 2023. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan, berdasarkan data transaksi nonresiden atau aliran modal investor asing pada 27-30 Maret 2023 di pasar keuangan domestik, investor asing melakukan beli neto Rp10,97 triliun, terdiri dari beli neto Rp8,37 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp2,60 triliun di pasar saham. Sedangkan selama 2023, berdasarkan data setelmen per 30 Maret 2023, nonresiden beli neto Rp54,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp1,45 triliun di pasar saham.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan di pasar spot Senin (3/4) dibuka menguat tipis 0,07% dilevel Rp 14.980. Rupiah mencatat kinerja yang baik selama kuartal I 2023 dengan menguat 3,8% terhadap US Dolar. Tingkat inflasi AS yang mulai menurun menguatkan ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Pelaku pasar melihat The Fed bisa memangkas suku bunganya pada September nanti.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Maret 2023 tercatat 4,97% (YoY), lebih rendah dari Februari 2023 yang mencapai 5,47%. Sementara inflasi bulanan per Maret tercatat 0,18%, lebih tinggi dari Februari 2023 yang tercatat sebesar 0,16%. Inflasi kali ini dipicu oleh kenaikan harga pangan, terutama dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, salah satunya beras.

Harga komoditas minyak dunia diperkirakan akan mengalami kenaikan setelah Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ lainnya sepakat mengumumkan pengurangan produksi minyak mentah  sekitar 1,16 juta barel per hari. Keputusan ini diperkirakan akan kembali melambungkan harga minyak mentah dunia. Total volume pemotongan oleh OPEC+, kelompok organisasi negara eksportir minyak dengan Rusia dan sekutu lainnya menjadi 3,66 juta barel per hari. Menurut perhitungan, jumlah tersebut setara dengan 3,7% dari permintaan global.

Bulan April IHSG diperkirakan akan mampu bergerak diteritori positif ditunjang oleh sentimen semakin stabilnya kondisi perekonomian dalam negeri. Nilai tukar Rupiah terhadap USD terus mengalami penguatan dibawah level Rp 15.000, sedangkan tingkat inflasi tahunan stabil dibawah kisaran 5,5%. Dari ekternal, krisis yang melanda perbankan AS sudah berhasil diredam sedangkan The Fed diperkirakan tidak akan lagi menaikkan suku bunga acuannya.

Ulasan Pasar per 28 Februari 2023

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan Februari 2023 ditutup melemah -0,17% kelevel 6.843,23. Kinerja IHSG selama bulan Februari tercatat mengalami penguatan tipis 0,06%. Pelemahan IHSG akhir Februari dipicu turunnya saham-saham Big Cap khususnya saham sektor perbankan. Investor mewaspadai kebijakan The Fed yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga setelah data inflasi AS bulan Januari 2023 mencapai 6,4% secara tahunan di atas ekspektasi pasar sebesar 6,2%. 

Bursa saham Amerika, Wall Street pada perdagangan akhir Februari ditutup melemah. Indeks Dow Jones koreksi 232,39 poin atau 0,7% persen ke posisi 32.656,70, S&P 500 anjlok 0,3% ke posisi 3.970,15, sedangkan indeks Nasdaq turun 0,1% ke posisi 11.455,54. Lonjakan tajam  imbal hasil obligasi AS pada Februari 2023 merusak sentimen investor untuk saham. Hal ini karena pelaku pasar khawatir suku bunga the Federal Reserve (the Fed) yang lebih tinggi akan bertahan lebih lama. Pada Selasa, 28 Februari 2023, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berada diatas level 4% atau level tertinggi sejak November 2022.

Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil meraih dana sebesar Rp 20 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (28/02/2023). Minat investor terhadap lelang SUN tersebut cukup tinggi. Penawaran yang masuk (incoming bids) tercatat Rp 45,97 triliun atau dua kali dari target indikatif yang telah diumumkan sebelumnya. Tingginya minat investor itu didorong oleh optimisme penguatan perekonomian Indonesia tahun 2022 yang tercatat tumbuh 5,31% (yoy), lebih baik dari tahun 2021 sebesar 3,70% (yoy).

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan di pasar spot Selasa (28/2) ditutup menguat tipis 0,05% dilevel Rp 15,261. Penguatan rupiah masih dibayangi tekanan dari ekspektasi suku bunga lebih tinggi The Fed yang mendorong dolar AS berada di jalur positif. Federal Reserve AS diperkirakan bakal menaikkan suku bunga lebih dari perkiraan semula. Perkiraan ini menguat setelah serangkaian data ekonomi yang lebih optimistis dari Amerika Serikat

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Februari 2023 tercatat 5,47% (YoY), lebih tinggi dari Januari 2023 yang mencapai 5,28%. Sementara inflasi bulanan per Februari tercatat 0,16%. Inflasi kali ini dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi tertinggi. Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi terdalam, menyusul penurunan tarif angkutan udara, akibat harga avtur. 

Harga komoditas minyak dunia jenis Brent pada perdagangan Selasa (28/02/2023) tercatat menguat 1,6% dilevel US$83,75 per barel. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga ditutup positif naik 1,9% menjadi US$77,14 per barel. Ekspektasi pemulihan permintaan di China mendukung kenaikan harga minyak mentah. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan aktivitas pabrik di China akan tumbuh pada Februari. Penguatan harga minyak disebabkan harapan untuk pemulihan ekonomi yang kuat China di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS). Jajak pendapat Reuters memperkirakan, harga minyak diperkirakan akan naik di atas US$ 90 per barel menjelang paruh kedua tahun 2023. Prospek kenaikan harga minyak masih dipicu oleh pemulihan permintaan China dan penurunan produksi Rusia.

Bulan Maret IHSG diperkirakan akan mampu bergerak positif ditunjang oleh sentimen pengumuman rencana pembagian dividen sejumlah emiten khususnya emiten sektor pertambangan dan perbankan. Sentimen dari luar negeri, investor masih mencermati kebijakan lanjutan oleh The Fed menyikapi inflasi yang masih tinggi di AS.

Ulasan Pasar per 31 Januari 2023

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan Januari 2023 ditutup melemah 33,13 poin atau turun -0,48% kelevel 6.839,342. IHSG melemah karena investor cenderung wait and see menanti rilis data inflasi di dalam negeri dan pengumuman kebijakan suku bunga terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed). Selama bulan Januari IHSG tercatat melemah tipis 0,16%.

Mayoritas bursa Asia diakhir Januari ditutup melemah, Indeks Nikkei melemah 106,301 poin atau 0,39% ke 27.327,1, Indeks Hang Seng turun 227,4 poin atau 1,03% ke 21.842,33, Indeks Shanghai melemah 13,65 poin atau 0,42% ke 3.255,67, serta Indeks Strait Times melemah 12,62 poin atau 0,37% ke 3.365,67. Pelaku pasar mencermati kebijakan suku bunga terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB), dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), pada Kamis pekan ini.

Dari pasar surat utang pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut terdapat aliran modal asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 48,53 triliun pada periode 1-27 Januari 2023. Terjadinya pembelian kembali SBN oleh investor asing menyebabkan yield SBN seri benchmark 10 tahun mengalami penurunan sebesar 20 bps (YTD) ke level 6,74%.

Kinerja nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika pada bulan Januari 2023 menguat 3,7% di level Rp 14.985/US$. Kinerja positif rupiah terhadap usd dipicu oleh rencana pemerintah yang akan menahan devisa hasil ekspor (DHE) lebih lama di dalam negeri. Dengan DHE yang ditahan, maka pasokan valuta asing akan bertambah, dan bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Januari 2023 tercatat 5,28%(YoY), lebih rendah dari Desember 2022 yang mencapai 5,51%. Laju inflasi tahunan ini jauh menurun dari titik puncak inflasi pada September 2022, sebesar 5,95%. Untuk data bulan Januari terjadi inflasi sebesar 0,34% secara bulanan jauh lebih kecil dibandingkan bulan Desember 2022 yang mencapai 0,66% (mtm). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa inflasi tahunan mulai menurun pasca kenaikan harga BBM pada tahun lalu.

Harga komoditas minyak dunia jenis Brent pada perdagangan Selasa (31/01/2023) tercatat menguat 1% dilevel US$85,46 per barel dibanding hari sebelumnya. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga ditutup positif naik 1,3% menjadi US$78,87 per barel. Administrasi Informasi Energi AS melaporkan bahwa permintaan minyak mentah dan produk minyak AS naik 178.000 barel per hari (bph) pada November menjadi 20,59 juta bph. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak Agustus. Penguatan harga minyak mentah juga didukung oleh dolar AS yang lebih lemah. Hal ini membuat minyak mentah berdenominasi dolar lebih murah bagi pembeli mata uang lain.

Bulan Februari IHSG diperkirakan akan bergerak positif ditunjang sentimen meredanya tekanan inflasi dalam negeri. Dari luar negeri, kebijakan kenaikan suku bunga The Fed tahun ini diperkirakan tidak akan seagresif tahun sebelumnya.