Ulasan Pasar per 28 Juni 2019

Standard & Poors (S&P) pada akhir bulan Mei 2019 menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi ‘BBB’ dari ‘BBB-‘. S&P juga meningkatkan rating utang sovereign jangka pendek dari ‘A-2’ ke ‘A-3’. IHSG merespons dengan positif pada hari itu dengan kenaikan 1.72 % mayoritas seluruh sektor mengalami kenaikan. IHSG secara mtm mengalami kenaikan 5.41 %.

Rupiah (kurs jisdor) ditutup di level 14.141 di akhir perdagangan 28 Juni 2019 menguat 0,18 % secara mingguan dan menguat 2.35 % dari awal tahun. 

Pada Juni 2019 terjadi inflasi sebesar 0, 55% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 138,16. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni) 2019 sebesar 2,05 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2019 terhadap Juni 2018) sebesar 3,28 %.

Bank Dunia (World Bank/WB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) global di tahun ini, dalam Global Economic Prospects edisi Juni 2019 memprediksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini sebesar 2,6% atau turun dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya 2,9% yang diberikan pada bulan Januari lalu. Sementara untuk tahun 2020, PDB diperkirakan naik tipis 2,7%. Melambatnya laju ekonomi global itu disebabkan oleh lesunya perdagangan internasional. Proyeksi ini dibuat dengan asumsi bahwa bea impor baru akan dikenakan dan hubungan perdagangan antara AS dan China terus memburuk. Meski memangkas PDB global, tetapi untuk Indonesia sendiri Bank Dunia masih memberikan proyeksi PDB cukup bagus yakni sebesar 5,2%, di saat proyeksi pertumbuhan negara-negara emerging market sebesar 4%. Kami yakini tentunya dengan hasil positif dari pertemuan AS dan China pada G20 summit minggu lalu akan memberikan dampak positif kepada market.

 

Ulasan Pasar per 31 Mei 2019

IHSG pada penutupan perdagangan hari Jumat 31 Mei 2019 mencatatkan kenaikan sebesar 1,72% atau 105,01 poin ke level 6.209.12. Secara mingguan IHSG mengalami kenaikan sebesar 2,51% dan dari awal tahun mengalami kenaikan 0,24%. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp. 7.072 Triliun dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp. 9.993 Miliar. Asing secara ytd mencatatkan net buy sebesar Rp 57.838,2 miliar. 

Rupiah (kurs jisdor) ditutup di level 14.385 di akhir perdagangan hari terakhir dibulan Mei 2019 menguat 0,46% secara mingguan dan secara bulanan mengalami pelemahan sebesar 1,20%.

Minyak WTI dan Brent mengalami penurunan secara bulanan masing-masing -14,08% dan -11,11% pelemahan ini terjadi akibat membengkaknya persediaan minyak AS dan kekhawatiran investor terhadap perang dagang antara AS dan Beijing yang dapat mengganggu permintaan minyak.

Lembaga pemeringkat global, Standard & Poors (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi ‘BBB’ dari sebelumnya ‘BBB-‘. S&P juga meningkatkan rating utang sovereign jangka pendek dari ‘A-2’ ke ‘A-3’. Berita ini merupakan berita baik untuk Indonesia karena peningkatan rating ini meningkatkan kepercayaan investor yang akan berinvestasi di indonesia.

Bank Dunia (World Bank/WB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) global di tahun ini,  tetapi untuk Indonesia sendiri Bank Dunia masih memberikan proyeksi PDB cukup bagus yakni sebesar 5,2%, di saat proyeksi pertumbuhan negara-negara emerging market sebesar 4%. Ini berarti PDB Indonesia akan jauh di atas negara emerging market lainnya. Hal ini menjadi katalis positif juga bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

 

Award untuk Reksa Dana Danakita Stabil Pasar Uang

DANAKITA STABIL PASAR UANG

PT DANAKITA INVESTAMA

Reksa Dana Pasar Uang Terbaik Periode 3 Tahun Versi  Majalah Investor – Infovesta,

Kelas Aset > Rp 10 Miliar – Rp 100 Miliar

 

BERIKAN IMBAL HASIL  19.5%

REKSA DANA DANAKITA STABIL PASAR UANG (DSPU) terpilih sebagai reksa dana pasar uang terbaik untuk kategori asset di atas Rp 10 miliar hingga Rp 100 miliar. Selama periode tiga tahun, DSPU mencatat imbal hasil investasi sebesar 19,5%. Pada 2018 lalu, pertumbuhan dana kelolaan DSPU pun naik 127,9% dari Rp 25,8 miliar menjadi Rp 58,8 miliar. Kenaikan ini selaras dengan kenaikan unit penyertaan dari 25,3 juta menjadi 48,4 juta. Sementara nilai aktiva bersih terdongkrak dari 1.019,74 menjadi 1.215,05.

Reksa Dana ini diluncurkan pada 10 September 2015 dengan kebijakan investasi 100% pada pasar uang. Jika dihitung sejak diluncurkan, imbal hasil yang diberikan sebesar 22,18% per 31 Januari 2019, berdasarkan fund fact sheet DSPU, dana kelolaan DSPU menjadi Rp 49,99 miliar dengan nilai aktiva bersih 1.221,81. Adapun lima teratas obligasi  yang dimiliki oleh DSPU meliputi Obligasi IV Mayora Indah Tahun 2012 (6,01%), Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap V tahun 2018 Seri A (3,99%), Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 (3,99%), Obligasi Berkelanjutan IV SMF Tahap V tahun 2018 Seri A (2,00%), Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (2,00%).

PT Danakita Investama, perusahaan yang berdiri tanggal 20 Desember 2013 dan telah memperoleh ijin usaha sebagai Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan pada 27 November 2014.

Dikutip dari Majalah Investor Edisi XXI/308 Maret 2019