Ulasan Pasar per 30 November 2023

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan November 2023 ditutup dilevel 7.080,74, menguat 0,63%. Sepanjang bulan November, IHSG membukukan kinerja positif dengan penguatan sebesar 4,87%. Sementara sepanjang tahun 2023 berjalan hingga akhir November 2023 (ytd), IHSG menguat 3,36%. Per akhir November 2023, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp 13,86 triliun di bursa saham Indonesia.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir bulan November (30/11) ditutup mix. Indeks Dow Jones naik 1,47% ke level 35.950,89, sedangkan indeks Nasdaq turun 0,2% ke posisi 14.226,22 dan S&P 500 naik 0,4% kelevel 4.567,80. Selama bulan November pasar saham Amerika mencatatkan kinerja positif dengan S&P 500 menguat 8,9%, Nasdaq naik 10,7%, dan Dow Jones menguat 8,9%. Kenaikan tersebut mematahkan penurunan beruntun bursa saham Amerika dalam tiga bulan terakhir.

 

Bank Indonesia (BI) mencatatkan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 15,92 triliun pada periode 27-30 November 2023. Nilai tersebut terdiri dari modal asing masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) Rp 10,60 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp 4,94 triliun, sementara modal asing masuk ke pasar saham sebesar Rp 0,38 triliun. Sejak 1 Januari hingga 30 November 2023 modal asing bersih yang masuk di pasar SBN senilai Rp 71,69 triliun dan di SRBI Rp 37,27 triliun, serta yang keluar dari pasar saham sebesar Rp15,22 triliun.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan di awal Desember (04/12) di pasar spot dibuka dilevel Rp 15.400, menguat 0,52%. Sepanjang November nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar 2,96%. Penguatan nilai tukar rupiah ditopang aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik serta prospek ekonomi Indonesia yang positif dan stabil. Mulai melandainya inflasi Amerika membuat pelaku pasar optimis The Fed akan memangkas suku bunga acuannya di semester I tahun 2024.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada November 2023 tercatat 2,86% (YoY), lebih tinggi dari bulan Oktober 2023 yang mencapai 2,56%. Sementara inflasi bulanan per November tercatat sebesar 0,38%, sementara di bulan sebelumnya Oktober 2023 tercatat sebesar 0,17%. Penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau yaitu 1,23% dengan andil inflasi 0,32%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan awal Desember 2023 (04/12) dibuka positif. Minyak jenis WTI naik 0,69% ke posisi US$ 74,58 per barel sementara harga minyak jenis brent naik 0,79% ke posisi US$ 79,5 per barel. Harga minyak berhasil mengalami penguatan setelah Produsen OPEC+ sepakat untuk memangkas sekitar 2,2 juta barel per hari (bph) minyak dari pasar global pada kuartal pertama tahun depan, dengan jumlah total tersebut termasuk perpanjangan pemotongan sukarela yang dilakukan Arab Saudi dan Rusia sebesar 1,3 juta bph.

 

Bulan Desember ini IHSG diprediksi akan melanjutkan trend penguatan mendekati level 7,200. Mulai meredanya tekanan kenaikan suku bunga The Fed serta adanya fenomena window dressing menjelang akhir tahun dapat menjadi katalis bagi penguatan IHSG di bulan Desember ini.  

 

Ulasan Pasar per 31 Oktober 2023

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan Oktober 2023 ditutup dilevel 6.752,21, menguat 0,24%. Sepanjang bulan Oktober, IHSG membukukan kinerja negatif dengan penurunan sebesar 2,70%. Sementara sepanjang 2023 berjalan hingga akhir Oktober 2023 (ytd), IHSG melemah 1,44% atau 98,41 poin. Per 27 Oktober 2023, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp 11,61 triliun di bursa saham Indonesia.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir bulan Oktober (31/10) ditutup positif. Indeks Dow Jones naik 0,38% ke level 33.052,87, sedangkan indeks Nasdaq naik 0,48% ke posisi 12.851,24 dan S&P 500 naik 0,65% kelevel 4.193,8. Selama bulan Oktober pasar saham Amerika mencatatkan kinerja negatif dengan S&P 500 melemah 2,2%, Nasdaq turun 2,8%, dan Dow Jones melemah 1,4%. Bursa saham Amerika sudah mengalami kinerja negatif selama tiga bulan berturut-turut.

Bank Indonesia (BI) mencatatkan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 1,04 triliun pada periode 23-26 Oktober 2023. Nilai tersebut terdiri dari modal asing masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) Rp 2,18 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp 1,44 triliun, sementara modal asing keluar dari pasar saham sebesar Rp 2,57 triliun. Sejak 1 Januari hingga 26 Oktober 2023 modal asing bersih yang masuk di pasar SBN senilai Rp 47,14 triliun dan di SRBI Rp 11,80 triliun, serta yang keluar dari pasar saham sebesar Rp11,11 triliun.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan di awal November (01/11) di pasar spot dibuka dilevel Rp 15.940, melemah 0,38%. Sepanjang Oktober nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,7%. Pelemahan ini adalah yang terdalam sejak Maret 2020 di mana rupiah mengalami koreksi 12% lebih. Prospek nilai tukar Rupiah di awal bulan ini akan dipengaruhi oleh data inflasi Oktober serta PMI Manufaktur Oktober. Sementara dari luar negeri, sentimen akan datang dari data aktivitas manufaktur sejumlah negara, data tenaga kerja AS, serta puncaknya pengumuman suku bunga The Fed.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Oktober 2023 tercatat 2,56% (YoY), lebih tinggi dari bulan September 2023 yang mencapai 2,28%. Sementara inflasi bulanan per Oktober tercatat sebesar 0,17%, sementara di bulan sebelumnya September 2023 tercatat sebesar 0,19%. Penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah sektor transportasi dengan kenaikan bulanan sebesar 0,55%. Kenaikan itu berkontribusi terhadap kenaikan inflasi bulan ini sebesar 0,17%. Penyumbang inflasi terbesar kedua adalah makanan, minuman dan tembakau. Kenaikan harga makanan, minuman dan tembakau berada di level 0,20% dan menyumbang total 0,05%. 

Harga minyak dunia diperdagangan awal November 2023 dibuka beragam. Minyak jenis WTI naik 0,57% ke posisi US$81,48 per barel sementara harga minyak jenis brent turun 0,22% ke posisi US$85,38 per barel. Harga minyak melemah karena kekhawatiran pasar berkurang terhadap potensi gangguan pasokan akibat konflik Timur Tengah dan data menunjukkan peningkatan produksi dari OPEC dan Amerika Serikat. Produksi minyak mentah OPEC naik 180.000 barel per hari (bpd) pada bulan Oktober, terutama didorong produksi oleh Nigeria dan Angola. Produksi lapangan minyak mentah AS juga naik ke rekor bulanan baru pada bulan Agustus sebesar 13,05 juta barel per hari, menurut data Badan Informasi Energi (EIA).

Bulan November ini IHSG diprediksi akan mengalami teknikal rebound dengan target resistant terdekat dilevel 6,820. Pelaku pasar diperkirakan akan melakukan akumulasi beli saham-saham Blue Chips yang sudah mempunyai valuasi cukup murah.

Ulasan Pasar per 29 September 2023

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan September 2023 ditutup dilevel 6.939,89, menguat 0,03%. Sepanjang bulan September, IHSG membukukan kinerja positif dengan kenaikan sebesar 0,19%. Selama bulan September IHSG bergerak fluktuatif seiring pergerakan bursa saham global yang melemah akibat sikap The Fed yang masih mempertahankan suku bunga acuan yang tinggi. 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir bulan September (29/9) ditutup mix. Indeks Dow Jones turun 0,47% ke level 33.507,5, sedangkan indeks Nasdaq naik 0,14% ke posisi 13.219,32 dan S&P 500 turun 0,27% kelevel 4.288,05. Selama bulan September pasar saham Amerika mencatatkan kinerja negatif dengan S&P 500 melemah 4,9%, Nasdaq turun 5,8%, dan Dow Jones melemah 3,5%. Data inflasi AS sebagai indikator utama kebijakan suku bunga menunjukkan belum adanya perbaikan. Hal ini menjadikan potensi The Fed masih akan agresif dengan suku bunganya ke depan.

Bank Indonesia menyampaikan perkembangan aliran modal investor asing per 25-27 September 2023. Bank Indonesia (BI) mencatatkan aliran modal investor asing yang keluar dari pasar keuangan domestik senilai Rp 7,7 triliun. Nilai tersebut terdiri dari modal asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 7,86 triliun dan dari pasar saham senilai Rp 2,07 triliun. Instrumen baru BI, yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mampu meredam laju aliran modal asing keluar dari Indonesia. Tercatat terdapat aliran modal asing masuk melalui SRBI sebesar Rp 2,16 triliun. Data setelmen sejak awal tahun hingga 27 September 2023 menunjukkan investor asing masuk ke pasar SBN sebesar Rp 67,92 triliun, sedangkan aliran modal investor asing di pasar saham tercatat keluar sebesar Rp 5,27 triliun.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan di akhir September (29/09) di pasar spot ditutup dilevel Rp 15.450. Sepanjang September nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi sebesar 1,9%. Prospek nilai tukar Rupiah di awal bulan ini diperkirakan akan mampu bergerak positif seiring rilis data inflasi periode september 2023 yang diperkirakan masih terjaga dikisaran level 3% secara tahunan.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada September 2023 tercatat 2,28% (YoY), lebih rendah dari bulan Agustus 2023 yang mencapai 3,27%. Sementara inflasi bulanan per September tercatat sebesar 0,19%, sementara di bulan sebelumnya Agustus 2023 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,02%. Penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau, dengan inflasi 0,35% dan andil inflasi sebesar 0,09%. Secara spesifik komoditas yang menyumbang inflasi bulanan ini antara lain, beras dengan andil inflasi 0,18% dan bensin dengan andil inflasi 0,6% sejalan dengan penyesuaian BBM subsidi.

Harga minyak dunia diperdagangan awal Oktober dibuka mix. Minyak jenis WTI naik tipis 0,03% ke posisi US$90,82 per barel sementara harga minyak jenis brent turun tajam 3,28% ke posisi US$92,18 per barel. Investor fokus pada prospek pasokan global yang ketat setelah kesepakatan kongres pada menit-menit terakhir untuk menghindari penutupan pemerintah (government shutdown) di Amerika Serikat (AS). Dengan harga minyak berjangka mendekati US$100 per barel, banyak investor mengambil keuntungan dari reli tersebut mengingat kekhawatiran makroekonomi yang sedang berlangsung.

Bulan Oktober IHSG diprediksi akan bergerak fluktuatif dengan range pergerakan dilevel 6,869-7,046. Pergerakan IHSG masih akan terbebani sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang berpotensi menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) dalam sisa akhir tahun ini.