Ulasan Pasar per 27 Maret 2025

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Maret ditutup menguat 0,59% dilevel 6.510,62. Emiten bluechip masih menjadi penopang, khususnya emiten bank BUMN. Saham BMRI dan BBRI masih terus diburu oleh investor dan menjadi top movers IHSG usai pengumuman pembagian dividen pada RUPS yang dilaksanakan pekan ini. IHSG menguat 3,83% sepanjang bulan Maret 2025 dengan investor asing mencatatkan net sell atau jual bersih Rp 8,02 triliun sepanjang bulan Maret 2025.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Maret 2025 ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones naik 1% ke level 42.001,76, indeks Nasdaq melemah 0,14% ke posisi 17.299,29 dan S&P 500 naik 0,55% kelevel 5.611,85. Pergerakan bursa saham Amerika selama bulan Maret berada dalam teritori negatif. Selama sebulan, indeks Nasdaq merosot hampir 8,2%, indeks S&P 500 melemah 5,8%, sementara indeks Dow Jones melemah 4,2%.

 

Akhir bulan Maret 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (capital inflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 1,93 triliun dalam periode 24-26  Maret 2025. Aliran modal asing masuk melalui instrument pasar saham sebesar Rp 2,63 triliun. Sementara di instrument SBN dan SRBI tercatat terjadi capital outflow masing-masing sebesar Rp 0,51 triliun dan Rp 0,19 triliun. Sejak awal tahun hingga 26 Maret 2025, aliran modal asing yang keluar Indonesia sebanyak Rp 32,02 triliun dipasar saham. Sementara itu, terjadi aliran modal asing yang masuk di instrumen SBN dan SRBI masing-masing sebesar Rp 16,08 triliun dan Rp 10,98 triliun.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan hari Kamis (10/04) dibuka dilevel Rp 16.800, menguat 0,36%. Nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) usai Presiden AS, Donald Trump umumkan untuk menunda tarif selama 90 hari ke banyak negara. Pergerakan rupiah terhadap dolar masih sangat dipengaruhi faktor kebijakan tarif dagang yang mulai diberlakukan oleh Presiden Trump.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Maret 2025 yang tercatat sebesar 1,03% (YoY), berbeda dengan bulan Februari 2025 yang tercatat terjadi deflasi sebesar 0,09% (YoY). Pada bulan maret tercatat terjadi inflasi sebesar 1,65%, sedangkan dibulan sebelumnya Februari terjadi deflasi sebesar 0,48%. Kelompok penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah dengan inflasi sebesar 8,45% dan memberikan andil inflasi sebesar 1,18%. Adapun Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang memberikan andil inflasi 1,18%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan Selasa (09/04) dibuka negatif. Minyak jenis WTI melemah 3,3% ke posisi US$ 57,63 per barel sementara harga minyak jenis brent dikisaran US$ 60,98 per barel melemah 2,9%. Harga minyak dunia terus bergerak negatif menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir. Minyak dunia masih bergerak dalam trend menurun akibat perang dagang global yang disebabkan kebijakan tarif  oleh presiden Trump.

 

Bulan April 2025, IHSG diprediksi mengalami teknikal rebound dengan resistant terdekat dilevel 6,657. Pelaku pasar diperkirakan akan mulai melakukan pembelian bertahap saham-saham bluechips yang sudah mengalami jenuh jual.

Ulasan Pasar per 28 Februari 2025

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Februari ditutup melemah 3,31% dilevel 6.270,60. Kejatuhan IHSG salah satunya disebabkan melemahnya ekonomi Indonesia yang tercermin dengan turunnya daya beli masyarakat serta pemangkasan rating saham-saham di Indonesia yang mendorong aliran dana asing keluar. Sejak awal tahun hingga akhir Februari investor asing telah melakukan jual bersih di seluruh pasar sebesar lebih dari Rp19 triliun.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Februari 2025 ditutup positif. Indeks Dow Jones naik 1,39% ke level 43.840,91, indeks Nasdaq menguat 1,63% ke posisi 18.847,28 dan S&P 500 naik 1,59% kelevel 5.954,50. Pergerakan bursa saham Amerika selama bulan Februari berada dalam teritori negatif. Selama sebulan, indeks Nasdaq merosot hampir 4%, indeks S&P 500 melemah 1,4%, sementara indeks Dow Jones melemah 1,6%.

 

Akhir bulan Februari 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar (capital outflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 10,33 triliun dalam periode 24 – 27 Februari 2025. Aliran modal asing keluar melalui pasar saham sebesar Rp 7,31 triliun, melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 1,78 triliun, dan melalui instrument SBN sebesar  Rp 1,24 triliun. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 27 Februari 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp 15,47 triliun di pasar saham, beli neto Rp 12,86 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 7,67 triliun di SRBI.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar pada perdagangan hari Selasa (04/03) dibuka dilevel Rp 16.430, menguat 0,27%. Pergerakan rupiah terhadap dollar masih sangat dipengaruhi faktor ekternal seperti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang semakin kecil serta kebijakan tarif dagang yang mulai diberlakukan oleh Presiden Trump.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data deflasi tahunan pada Februari 2025 yang tercatat sebesar 0,06% (YoY), berbeda dengan bulan Januari 2025 yang tercatat terjadi inflasi sebesar 0,76% (YoY). Pada bulan Februari tercatat terjadi deflasi sebesar 0,48%, sedangkan dibulan sebelumnya Januari deflasi sebesar 0,76%. Deflasi pada Februari 2025 secara mayoritas dipengaruhi oleh komponen harga diatur pemerintah yang deflasi 9,02% dan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 1,77%. Hal ini disebabkan oleh adanya diskon 50% tarif listrik yang diberikan oleh pemerintah. Sementara daya beli masyarakat tercatat dalam komponen harga inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,48% dan memberikan andil inflasi 1,58%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan Selasa (04/03) dibuka negatif. Minyak jenis WTI melemah 0,53% ke posisi US$ 68,01 per barel sementara harga minyak jenis brent dikisaran US$ 71,08 per barel melemah 0,75%. Harga minyak dunia bergerak negatif disebabkan memburuknya hubungan AS-Ukraina sebagai sinyal potensi meredanya konflik yang dapat berujung pada pelonggaran sanksi terhadap Rusia serta berpotensi meningkatkan pasokan minyak global.

 

Bulan Maret 2025, IHSG diprediksi masih akan bergerak fluktuatif dengan kisaran level 6,246-6,915. IHSG berpotensi menguat ditopang sentimen dividen tahunan saham-saham bluechips yang biasanya diumumkan di bulan Maret. 

Ulasan Pasar per 31 Januari 2025

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Januari 2025 ditutup menguat 0,50% dilevel 7.109,20. IHSG rebound setelah kejatuhan pada perdagangan akhir pekan lalu. Pelaku pasar cenderung bersikap wait and see menanti kebijakan tarif impor Donald Trump yang akan segera diumumkan untuk Kanada dan Meksiko. Presiden AS Donald Trump pada Kamis 30/1/2025) mengatakan bahwa ia kemungkinan akan memutuskan sebelum akhir hari apakah akan menerapkan tarif 25% pada impor minyak dari Meksiko dan Kanada, yang akan mulai berlaku pada 1 Februari 2025.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Januari 2025 ditutup negatif. Indeks Dow Jones turun 0,75% ke level 44.544,66, indeks Nasdaq merosot 0,28% ke posisi 19.627,44 dan S&P 500 turun 0,50% ke level 6.040,53. Pergerakan bursa saham Amerika dipengaruhi pernyataan Gedung Putih soal tarif dagang. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengumumkan pada Jumat sore waktu setempat bahwa tarif Donald Trump akan berlaku pada Sabtu. Donald Trump akan menaikkan tarif 25% kepada Kanada dan Meksiko, di samping bea masuk 10% kepada China.

 

Akhir bulan Januari 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar (capital outflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 0,82 triliun dalam periode 27 – 31 Januari 2025. Aliran modal asing keluar melalui pasar saham sebesar Rp 0,40 triliun, melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 5 miliar, dan melalui instrument SBN sebesar  Rp 0,43 triliun. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 30 Januari 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp 1,72 triliun di pasar saham, beli neto Rp 2,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 12,93 triliun di SRBI.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar pada perdagangan hari Senin (03/02) berada dilevel Rp 16.455, melemah 0,98%. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap US dollar terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump memberlakukan tarif 25% pada impor barang yang masuk ke AS dari Meksiko dan Kanada. Sedangkan tarif 10% diberlakukan untuk impor dari China. Penurunan nilai tukar rupiah juga disertai aksi jual oleh investor di pasar saham dan pasar obligasi indonesia.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Januari 2025 yang tercatat sebesar 0,76% (YoY), lebih rendah dari inflasi tahunan di bulan Desember 2024 yang mencapai 1,57%. Pada bulan Januari tercatat terjadi deflasi sebesar 0,76%, sedangkan dibulan sebelumnya Desember terjadi inflasi sebesar 0,44%. BPS mencatat kelompok penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah dari perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang deflasinya sebesar 9,16% dan ini memberikan andil deflasi sebesar -1,44%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan Senin (03/02) dibuka beragam. Minyak jenis WTI naik 1,5% ke posisi US$ 73,62 per barel sementara harga minyak jenis brent dikisaran US$ 76,03 per barel melemah 0,95%. Harga minyak dunia bergerak menguat pasca Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko, serta tambahan tarif 10% pada barang dari China. Kanada merespons beberapa jam kemudian dengan tarif balasan, sementara Meksiko menyatakan bahwa mereka juga berencana untuk memberlakukan tarif terhadap AS.

 

Bulan Februari 2025, IHSG diprediksi akan bergerak fluktuatif dikisaran level 6,933-7,324. Pelaku pasar masih cenderung wait and see menanti kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia.