Ulasan Pasar per 31 Mei 2024

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Mei 2024 ditutup melemah 0,90% dilevel 6.970,74. Selama bulan Mei IHSG mengalami pelemahan sebesar 3,64%. Pekan terakhir bulan Mei, investor asing mencatatkan net sell hingga Rp 5,16 triliun di pasar reguler. Sepanjang Mei 2024, Investor asing telah melepas saham-saham RI hingga mencapai Rp 14,87 triliun dan sepanjang tahun ini sudah net sell hingga Rp 13,39 triliun.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Mei 2024 (31/05) ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones naik 1,51% ke level 38.686,32, sedangkan indeks Nasdaq melemah -0,01% ke posisi 16.735,02 dan S&P 500 naik 0,80% kelevel 5.277,51. Selama bulan Mei, bursa saham AS mempunyai kinerja yang positif, indeks S&P 500 menguat sebesar 4,8% dalam sebulan, Dow Jones naik 2,4%, sedangkan Nasdaq melonjak 6,9%.

 

Akhir bulan Mei Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk atau capital inflow Indonesia senilai Rp 4,75 triliun. Berdasarkan data transaksi yang dihimpun BI periode 27 hingga 30 Mei 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat melakukan beli neto senilai Rp 4,75 triliun. Aliran modal asing masuk melalui Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3,31 triliun dan instrumen sekuritas rupiah BI  (SRBI) sebesar Rp 6,19 triliun. Sementara itu, di pasar saham mencatatkan aliran modal asing keluar, dengan nilai sebesar Rp 4,75 triliun. Berdasarkan data setelmen sampai dengan 30 Mei 2024, nonresiden (investor asing) jual neto Rp 34,72 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 86,07 triliun di SRBI kemudian jual neto Rp 4,26 triliun di pasar saham.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar pada perdagangan awal Juni (03/06) 2024 di pasar spot berada dilevel Rp 16.240, menguat tipis 0,03%. Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat  jelang rilis data inflasi Indonesia bulan Mei. Inflasi secara tahunan diperkirakan akan melandai menjadi 2,94% (yoy) pada Mei 2024 dan inflasi inti diproyeksi diperkirakan ada di angka 1,85% yoy. Sebagai catatan, inflasi April teratat 3,0 % (yoy) dan 0,25% (mtm). Driver utama melandainya inflasi Mei 2024 yakni karena hilangnya momentum lebaran dan normalisasi permintaan.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Mei 2024 tercatat 2,84% (YoY), lebih rendah dari inflasi tahunan di bulan April 2024 yang mencapai 3%. Pada bulan Mei tercatat terjadi deflasi sebesar 0,03%, sementara di bulan sebelumnya April tercatat terjadi inflasi sebesar 0,25%. Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,08%. Adapun komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras dengan andil deflasi sebesar 0,15%, daging ayam ras dan ikan segar dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03%, serta tomat dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing 0,02%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan awal Juni 2024 (03/06) dibuka menguat. Minyak jenis WTI naik 0,64% ke posisi US$ 77,48 per barel sementara harga minyak jenis brent menguat 0,02% ke posisi US$ 81,64 per barel. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi saat ini pada pertemuan yang diadakan pada hari Minggu. OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, akan mempertahankan produksi sekitar 5,8 juta barel per hari secara offline hingga setidaknya awal tahun 2025.

 

Bulan Juni IHSG diprediksi akan mengalami teknikal rebound dengan level support kuat di 7,084. Pelaku pasar masih akan mencermati data-data ekonomi AS yang menjadi pertimbangan utama The Fed untuk memutuskan kebijakan suku bunga acuannya.