Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2024 ditutup menguat 0,62% dilevel 7.079,90. Selama 2024 IHSG sempat mencatatkan level tertinggi sepanjang masa di 7.905,39 pada 19 September 2024, sedangkan level terendah berada di 6.726,92 pada 19 Juni 2024. Nilai transaksi pada perdagangan terakhir 2024 mencapai sekitar Rp11 triliun dengan melibatkan 23 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 338 saham menguat, 251 saham melemah, dan 210 saham stagnan.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Desember 2024 ditutup negatif. Indeks Dow Jones turun 0,97% ke level 42.573,73, indeks Nasdaq melemah 1,19% ke posisi 19.486,78 dan S&P 500 turun 1,07% kelevel 5.906,94. Bursa saham AS pada tahun 2024 mencatatkan kinerja positif, Dow Jones selama tahun 2024 tercatat menguat sebesar 12,88%, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat sebesar 23,31% dan 28,64%.
Akhir bulan Desember Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar (capital outflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 4,31 triliun dalam periode 23 – 24 Desember 2024. Aliran modal asing keluar melalui pasar saham sebesar Rp 0,63 triliun, melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 2,82 triliun, dan melalui instrument SBN sebesar Rp 0,86 triliun. Sejak 1 Januari hingga 24 Desember 2024, total modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar Rp 37,94 triliun, di pasar saham Rp 15,61 triliun, dan di SRBI sebesar Rp 167,83 triliun.
Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar pada perdagangan hari Selasa (07/1) berada dilevel Rp 16.150, menguat 0,25%. Ketidakpastian di AS masih akan mempengaruhi rupiah mengingat pelaku pasar masih menanti kepastian arah kebijakan tarif impor hingga keimigrasian AS era Presiden Donald Trump yang akan dilantik 20 Januari 2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Desember 2024 yang tercatat sebesar 1,57% (YoY), lebih tinggi dari inflasi tahunan di bulan November 2024 yang mencapai 1,55%. Pada bulan Desember tercatat terjadi inflasi sebesar 0,44%, lebih besar dari bulan sebelumnya November yang sebesar 0,3%. Inflasi bulan Desember terbesar terjadi pada sektor makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,33% dengan andil inflasi 0,38%, di bidang kesehatan juga mengalami kenaikan inflasi sebesar 0,35% dengan andil 0,01%. Selain itu, sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya turut memberikan andil inflasi 0,02%, dengan besar inflasi 0,26%.
Harga minyak dunia diperdagangan Senin (06/01) dibuka beragam. Minyak jenis WTI naik tipis 0,04% ke posisi US$ 73,93 per barel sementara harga minyak jenis brent stabil dikisaran US$ 76,51 per barel. Harga minyak dunia bergerak menguat setelah pemerintah China mengumumkan akan meningkatkan pendanaan dari obligasi pemerintah jangka panjang pada 2025 untuk memacu investasi bisnis dan inisiatif untuk meningkatkan konsumen. Bank Sentral China juga mengatakan akan memangkas rasio persyaratan cadangan bank dan suku bunga pada waktu yang tepat. Hal ini kemudian membawa likuiditas yang mampu mendorong peningkatan permintaan akan minyak. Sebagai catatan, China merupakan importir minyak terbesar di dunia dan konsumen terbesar kedua.
Bulan Januari 2025, IHSG diprediksi akan bergerak terbatas dikisaran level 6,931-7,291. Pelaku pasar masih cenderung menunggu kepastian arah suku bunga The Fed serta menanti kebijakan baru Presiden Donald Trump yang bisa berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi dunia.
Recent Comments