Ulasan Pasar per 28 Mei 2025




Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Mei ditutup melemah 0,32% dilevel 7.175,81. Investor asing (nonresiden) tercatat melakukan pembelian atau net buy sebesar Rp5,53 triliun secara month to date pada Mei 2025, setelah sebelumnya sejak Desember 2024 mengalami net sell. Sepanjang periode Mei 2025, IHSG mencatatkan kinerja positif dengan penguatan sebesar 6,04%.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Mei 2025 ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones naik 0,13% ke level 42.270,07, indeks Nasdaq melemah 0,32% ke posisi 19.113,77 dan S&P 500 turun 0,01% kelevel 5.911,69. Selama sebulan, indeks Nasdaq menguat 9,56%, indeks S&P 500 naik 6,15%, sementara indeks Dow Jones menguat 3,94%. Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump berada dalam ketidakpastian hukum menyusul dua putusan pengadilan utama minggu lalu. Pengadilan Perdagangan Internasional AS membatalkan sebagian besar tarif tinggi yang diterapkan presiden Trump dan memerintahkan untuk menghentikan kebijakan tarif tersebut.

Akhir bulan Mei 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (capital inflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 1,50 triliun dalam periode 26-27 Mei 2025. Aliran modal asing tercatat keluar melalui instrument SRBI sebesar Rp 630 miliar. Sedangkan di instrument pasar saham dan SBN, investor asing mencatatkan pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 111 miliar dan Rp 2,02 triliun. Sejak awal tahun hingga 27 Mei 2025, aliran modal asing yang keluar Indonesia sebanyak Rp 45,34 triliun dipasar saham dan instrument SRBI sebesar Rp 7,22 triliun. Sementara itu, terjadi aliran modal asing yang masuk ke instrument SBN  sebesar Rp 47,10 triliun.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan hari Selasa (03/06) dibuka dilevel Rp 16.250, melemah 0,06%. Rupiah bergerak cukup volatil setelah data BPS menunjukkan sentimen kurang baik, seperti deflasi secara bulanan, serta data neraca perdagangan yang hanya surplus tipis. Terjadi deflasi pada Mei 2025 sebesar 0,37%, setelah dua bulan sebelumnya mengalami inflasi. Sementara data neraca perdagangan Indonesia masih surplus US$ 150 juta, seiring dengan kinerja ekspor yang tercatat sebesar US$ 20,74 miliar, dan impor US$ 20,59 miliar.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Mei 2025 yang tercatat sebesar 1,60% (YoY), lebih rendah dibanding dengan bulan April 2025 yang tercatat sebesar 1,95% (YoY). Pada bulan Mei tercatat terjadi deflasi sebesar 0,37%, sedangkan dibulan sebelumnya April, terjadi inflasi sebesar 1,17%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, komponen volatil food mengalami deflasi tertinggi yakni 2,48% dan memberikan andil ke deflasi Mei 2025 sebesar 0,41%.

Harga minyak dunia kontrak Agustus 2025 diperdagangan Senin (02/06) ditutup menguat. Minyak jenis WTI melemah 0,93% ke posisi US$ 63,10 per barel sementara harga minyak jenis brent dikisaran US$ 65,15 per barel menguat 0,80%. Harga minyak dunia bergerak positif seiring berlanjutnya kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan global dan ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi.

Bulan Juni 2025, IHSG diprediksi mampu bertahan diatas level 7,000 dan melanjutkan penguatan ditopang oleh sentimen positif pembagian dividen beberapa saham Blue chip.