Ulasan Pasar per 31 Mei 2023

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan Mei 2023 ditutup dilevel 6.633,26 melemah tipis 0,05%. Sepanjang bulan Mei, IHSG membukukan kinerja negatif dengan penurunan sebesar 4,08%. Melemahnya IHSG disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian global akibat krisis plafon utang pemerintah Amerika Serikat (AS). Anjloknya harga komoditas batu bara juga ikut menekan pergerakan IHSG sepanjang bulan lalu.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir bulan Mei (2/6) ditutup positif. Indeks Dow Jones menguat 2,12% ke 33.762,76, S&P 500 naik 1,45% ke posisi 4.282,37, sedangkan indeks Nasdaq naik 1,07% ke posisi 12.240,77. Wall street melonjak setelah pertumbuhan positif pasar tenaga kerja bulan Mei. Pertumbuhan pasar tenaga kerja bisa mengindikasikan The Fed mengambil jeda kenaikan suku bunga pada juni. Pelaku pasar juga menyambut baik kenaikan pagu utang AS yang menghindarkan Amerika dari potensi gagal bayar utang.

Bank Indonesia menyampaikan perkembangan aliran modal investor asing per 25 Mei 2023.  Aliran modal asing masuk ke RI sebesar Rp 970 miliar sepanjang periode 22-25 Mei 2023. Sementara itu, berdasarkan data setelmen sepanjang 2023 sampai dengan 25 Mei 2023, aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 68,66 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp15,53 triliun di pasar saham.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan di awal Juni di pasar spot Senin (5/6) dibuka menguat tajam 0,77% dilevel Rp 14.870. Bank Indonesia (BI) meyakini stabilisasi rupiah masih akan terjaga berkat surplus transaksi berjalan dan ekspor yang kuat. Selain itu, aliran dana dari asing masih akan berlanjut sejalan dengan prospek ekonomi yang masih tumbuh positif dengan inflasi yang rendah dan prospek imbal hasil yang menarik. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Mei 2023, Perry Wajiyo selaku Gubernur BI menyampaikan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 masih akan tumbuh dalam rentang 4,5% – 5,3%.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Mei 2023 tercatat 4% (YoY), lebih rendah dari April 2023 yang mencapai 4,33%. Sementara inflasi bulanan per Mei tercatat 0,09%, lebih rendah dari April 2023 yang tercatat sebesar 0,33%. Komoditas dengan penyumbang inflasi tertinggi adalah bawang merah 0,03%, daging ayam ras 0,03%, ikan segar 0,02%, dan telur ayam ras 0,02%. Inflasi mulai melandai seiring dengan penurunan harga bahan pokok setelah naik tajam pada periode lebaran.

Harga minyak dunia diperdagangan awal Juni dibuka menguat tajam. Minyak jenis WTI naik 4,63% ke posisi US$75,06 per barel sementara harga minyak jenis brent  juga dibuka menguat 3,42% ke posisi US$78,73 per barel. Harga minyak melonjak pada awal perdagangan Asia setelah eksportir utama dunia Arab Saudi berjanji untuk memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari mulai Juli. Produksi Arab Saudi akan turun menjadi 9 juta barel per hari (bpd) pada Juli dari sekitar 10 juta bpd pada Mei, penurunan terbesar dalam beberapa tahun. Pemangkasan sukarela yang dijanjikan oleh Saudi berada di atas kesepakatan yang lebih luas oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka termasuk Rusia untuk membatasi pasokan hingga 2024 karena kelompok tersebut berusaha untuk meningkatkan harga minyak yang lesu.

Bulan Juni IHSG berpotensi mengalami teknikal rebound dengan target penguatan terdekat dilevel 6,755. Meredanya krisis plafon utang Amerika serta terus masuknya capital inflow ke pasar keuangan dalam negeri akan memberikan sentimen positif bagi pelaku untuk kembali masuk ke pasar saham Indonesia.