Ulasan Pasar per 31 Oktober 2023

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan Oktober 2023 ditutup dilevel 6.752,21, menguat 0,24%. Sepanjang bulan Oktober, IHSG membukukan kinerja negatif dengan penurunan sebesar 2,70%. Sementara sepanjang 2023 berjalan hingga akhir Oktober 2023 (ytd), IHSG melemah 1,44% atau 98,41 poin. Per 27 Oktober 2023, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp 11,61 triliun di bursa saham Indonesia.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir bulan Oktober (31/10) ditutup positif. Indeks Dow Jones naik 0,38% ke level 33.052,87, sedangkan indeks Nasdaq naik 0,48% ke posisi 12.851,24 dan S&P 500 naik 0,65% kelevel 4.193,8. Selama bulan Oktober pasar saham Amerika mencatatkan kinerja negatif dengan S&P 500 melemah 2,2%, Nasdaq turun 2,8%, dan Dow Jones melemah 1,4%. Bursa saham Amerika sudah mengalami kinerja negatif selama tiga bulan berturut-turut.

Bank Indonesia (BI) mencatatkan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 1,04 triliun pada periode 23-26 Oktober 2023. Nilai tersebut terdiri dari modal asing masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) Rp 2,18 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp 1,44 triliun, sementara modal asing keluar dari pasar saham sebesar Rp 2,57 triliun. Sejak 1 Januari hingga 26 Oktober 2023 modal asing bersih yang masuk di pasar SBN senilai Rp 47,14 triliun dan di SRBI Rp 11,80 triliun, serta yang keluar dari pasar saham sebesar Rp11,11 triliun.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan di awal November (01/11) di pasar spot dibuka dilevel Rp 15.940, melemah 0,38%. Sepanjang Oktober nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,7%. Pelemahan ini adalah yang terdalam sejak Maret 2020 di mana rupiah mengalami koreksi 12% lebih. Prospek nilai tukar Rupiah di awal bulan ini akan dipengaruhi oleh data inflasi Oktober serta PMI Manufaktur Oktober. Sementara dari luar negeri, sentimen akan datang dari data aktivitas manufaktur sejumlah negara, data tenaga kerja AS, serta puncaknya pengumuman suku bunga The Fed.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Oktober 2023 tercatat 2,56% (YoY), lebih tinggi dari bulan September 2023 yang mencapai 2,28%. Sementara inflasi bulanan per Oktober tercatat sebesar 0,17%, sementara di bulan sebelumnya September 2023 tercatat sebesar 0,19%. Penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah sektor transportasi dengan kenaikan bulanan sebesar 0,55%. Kenaikan itu berkontribusi terhadap kenaikan inflasi bulan ini sebesar 0,17%. Penyumbang inflasi terbesar kedua adalah makanan, minuman dan tembakau. Kenaikan harga makanan, minuman dan tembakau berada di level 0,20% dan menyumbang total 0,05%. 

Harga minyak dunia diperdagangan awal November 2023 dibuka beragam. Minyak jenis WTI naik 0,57% ke posisi US$81,48 per barel sementara harga minyak jenis brent turun 0,22% ke posisi US$85,38 per barel. Harga minyak melemah karena kekhawatiran pasar berkurang terhadap potensi gangguan pasokan akibat konflik Timur Tengah dan data menunjukkan peningkatan produksi dari OPEC dan Amerika Serikat. Produksi minyak mentah OPEC naik 180.000 barel per hari (bpd) pada bulan Oktober, terutama didorong produksi oleh Nigeria dan Angola. Produksi lapangan minyak mentah AS juga naik ke rekor bulanan baru pada bulan Agustus sebesar 13,05 juta barel per hari, menurut data Badan Informasi Energi (EIA).

Bulan November ini IHSG diprediksi akan mengalami teknikal rebound dengan target resistant terdekat dilevel 6,820. Pelaku pasar diperkirakan akan melakukan akumulasi beli saham-saham Blue Chips yang sudah mempunyai valuasi cukup murah.