Ulasan Pasar per 28 Februari 2018

Pasar saham Indonesia pada akhir Februari 2018 ditutup di level 6.597,2 angka ini tercatat menguat sebesar 3,93 persen secara ytd. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp. 2,22 T sejak awal tahun.

Kurs dollar terhadap rupiah per 28 Februari 2018: Rp.13.751,- vs 31 Januari 2018: Rp.13.413,-(kurs jisdor). Nilai tukar mata uang rupiah mengalami pelemahan secara Mom pada akhir Februari 2018 .

Harga minyak WTI per 28 Februari 2018 USD62,91 per barel turun 0,2% secara mom dibanding harga tanggal 31 januari2018 yang sebesar USD64.29.  Harga Brent turun menjadi USD 66,50 per barel pada tanggal 28 Februari 2018 turun secara mom 0.2% dibanding harga pada tanggal 31 januari 2018 yang berada dilevel USD68,78.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) Februari 2018 sebesar US$100,69 per ton, naik 5,4 persen dari Januari 2018 yang ditetapkan sebesar US$95,54 per ton.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Februari 2018 sebesar 0,17 persen. Adapun untuk inflasi tahun kalender tercatat mencapai 0,79 persen, sedangkan inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,18 persen.

Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency Ltd (JCR) meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia dari BBB-/Outlook Positif menjadi BBB/Outlook Stabil pada 8 Februari 2018. JCR menyatakan faktor kunci yang mendukung kenaikan SCR Indonesia adalah upaya sinergi Pemerintah dalam melakukan reformasi struktural untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ulasan Pasar per 31 Januari 2018

Kurs dollar terhadap rupiah per 31 Januari 2018: Rp.13.413,- vs 29 Desember 2017: Rp.13.548,-(kurs jisdor). Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan secara Mom pada akhir Januari  dengan menguat sebesar 0,99% terhadap USD. 

Harga minyak WTI per 31 Januari 2018 USD64,29 per barel naik 6,4% secara mom dibanding harga tanggal 31 desember 2017 yang sebesar USD60,42. Harga Brent naik menjadi USD 68,78 per barel pada tanggal 31 Januari 2018 naik secara mom 2,8% dibanding harga pada tanggal 31 desember 2017 yang berada dilevel USD66,87.

Harga batu bara acuan (HBA) Januari 2018 tercatat naik 1,6% dibanding posisi Desember 2017. Data Kementerian ESDM menunjukan HBA bulan ini dipatok US$ 95,54 per ton, naik dibanding bulan sebelumnya yang berada pada level US$ 94,04 per ton.

The Federal Reserve masih mempertahankan suku bunga acuannya di level 1,50% pada FOMC meeting diakhir Januari dan diakhir kepemimpinan Janet Yellen. Selain itu, Bank Sentral AS juga menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan naik tahun ini dan bergerak stabil di kisaran target Bank Sentral sebesar 2,0% dalam jangka menengah. 

 

Ulasan Pasar per 29 Desember 2017

Pasar saham Indonesia pada akhir Desember 2017 ditutup di level 6.355,65 angka ini tercatat menguat sebesar 0,66 persen atau 41,61 poin harian dan secara year to date/ytd naik sebesar 19.99% . Pada hari terakhir di tahun 2017 nilai transaksi mencapai Rp 28,38 triliun dengan volume 26,08 miliar saham.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2017 sebesar 0,71%. Angka itu naik dibanding posisi bulan sebelumnya yang sebesar 0,02%. Bila dilihat sejak awal tahun hingga akhir Desember, maka inflasi di tahun 2017 secara tahunan (year-to-year) tercatat 3,61 persen. Angka inflasi bulan Desember 2017 ini lebih tinggi dibandingkan Desember 2016 yang mencapai 0,42%.

Kurs dollar terhadap rupiah per 29 Desember 2017: Rp.13.548,- vs 30 November 2017: Rp.13.514,- (kurs jisdor). Nilai tukar mata uang rupiah mengalami pelemahan secara Mom pada akhir Desember dengan melemah sebesar 0,25% terhadap USD. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,59 persen sepanjang tahun 2017 (year-to-date). Harga minyak WTI per 30 Desember 2017 naik 58 sen atau 1% menjadi USD60,42 per barel, harga penutupan terbaik sejak Juni 2015.  Harga Brent naik 76 sen atau 1,2% menjadi USD 66,92 per barel pada pukul 14:25 ET. Brent menembus USD 67 per barel awal pekan ini, harga terbaik sejak Mei 2015.

Pada Kamis tanggal 20 Desember 2017 Lembaga Pemeringkat International Fitch Ratings menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB dengan Outlook Stabil dari sebelumnya BBB-. Alasan Fitch adalah karena Indonesia berhasil bertahan dari tekanan global serta ada kebijakan ekonomi yang konsisten menjaga kestabilan.

.