Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah 1,26% atau 82,33 poin di level 6.443,35 pada perdagangan 28 Februari 2019. IHSG menurun setelah rilisnya hasil pertemuan Trump – Kim Jong Un yang tidak membuahkan kesepakatan karena menolak permintaan penghapusan sanksi bagi Korea Utara.
Harga minyak jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) naik secara bulanan. Minyak Brent naik 10,88% ke level 66,03 dan WTI naik sebesar 11,11% ke level 57,11. Optimisme damai dagang Amerika Serikat (AS)-China yang kian memuncak memberi dorongan pada pergerakan harga minyak serta rig minyak yang aktif beroperasi di AS kembali berkurang dan merupakan jumlah yang paling sedikit dalam hampir 9 bulan. Ini menjadi indikasi bahwa pertumbuhan produksi minyak AS masih bisa melambat dan kekhawatiran banjir pasokan dapat diredam.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kurs tengah BI kembali melemah secara bulanan sebesar 0,17% ditutup diakhir bulan Februari dilevel Rp 14.062,00. Hal ini dikarenakan pasar masih wait and see untuk masuk ke emerging market menunggu hasil rapat presiden Donald trump dan Kim Jong Un seputar sanksi perdagangan dan denuklirisasi.
Pada Februari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 135,72. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Februari) 2019 sebesar 0,24 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2019 terhadap Februari 2018) sebesar 2,57 persen. Secara umum deflasi Februari diakibatkan pasokan bahan pangan yang melimpah.
Recent Comments