Ulasan Pasar per 30 April 2024

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal Mei 2024 ditutup melemah 1,61% dilevel 7.117,42. Indeks melemah dipicu sentimen The Fed kembali menahan suku bunga acuannya dan memberikan sinyal belum akan memangkas dalam waktu dekat. Tercatat investor asing melakukan aksi jual bersih atau net foreign sell senilai Rp 2,6 triliun di seluruh pasar.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir April 2024 (30/04) ditutup negatif. Indeks Dow Jones turun 1,49% ke level 37.815,92, sedangkan indeks Nasdaq turun 2,04% ke posisi 15.657,82 dan S&P 500 melemah 1,57% kelevel 5.035,69. Selama bulan April, bursa saham AS mengalami koreksi yang cukup dalam, indeks S&P 500 melemah sebesar 4,2% dalam sebulan, Dow Jones turun 5%, sedangkan Nasdaq tercatat anjlok 4,4%.

 

Akhir bulan April Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar atau capital outflow Indonesia senilai Rp 2,47 triliun. Berdasarkan data transaksi yang dihimpun BI periode 22 hingga 25 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat melakukan jual neto Rp 2,47 triliun. Aliran modal asing keluar di pasar saham senilai Rp 2,34 triliun dan Surat Berharga Negara senilai Rp 2,08 triliun. Sementara itu, instrumen sekuritas rupiah BI (SRBI) mencatatkan aliran modal asing masuk atau capital inflow, dengan nilai sebesar Rp 1,95 triliun. Berdasarkan data setelmen sampai dengan 25 April 2024, nonresiden (investor asing) jual neto Rp 47,26 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 9,08 triliun di pasar saham kemudian beli neto Rp 9,68 triliun di SRBI.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar pada perdagangan awal Mei (03/05) 2024 di pasar spot berada dilevel Rp 16.060, menguat 0,74%. Rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS (The Fed) dinilai pasar tidak akan menaikkan suku bunga tahun ini. Salah satu pendorong penguatan rupiah yakni indeks dolar AS (DXY) yang mengalami penurunan. Penguatan rupiah juga dipicu angka inflasi Indonesia yang masih berada di bawah ekspektasi.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada April 2024 tercatat 3,00% (YoY), lebih rendah dari inflasi tahunan di bulan Maret 2024 yang mencapai 3,05%. Inflasi bulanan per April tercatat sebesar 0,25%, sementara di bulan sebelumnya Maret tercatat sebesar 0,52%. Inflasi pada April 2024 ini didorong oleh inflasi kelompok pengeluaran adalah transportasi dengan inflasi sebesar 0,93% MoM dengan andil 0,12%. Komoditas yang memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,14%, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,08%, tomat 0,04%, serta bawang putih 0,02%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan awal Mei 2024 (03/05) dibuka positif. Minyak jenis WTI naik 0,16% ke posisi US$ 79,08 per barel sementara harga minyak jenis brent menguat 0,13% ke posisi US$ 83,78 per barel. Harga minyak dunia menguat tipis seiring prospek pengurangan produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) yang berkelanjutan. OPEC+ berencana memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari setelah bulan Juni jika permintaan minyak gagal meningkat.

Bulan Mei IHSG diprediksi akan bergerak fluktuatif dengan level support kuat di 7,056. Tekanan jual dari investor asing diperkirakan akan mereda seiring dengan mulai stabilnya nilai tukar rupiah terhadap USD.

Ulasan Pasar per 28 Maret 2024

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir Maret 2024 ditutup melemah 0,29% dilevel 7.288,81. Indeks melemah dipicu sentimen negatif sidang sengketa hasil pemilu 2024 yang sedang berlangsung di Mahkamah Konstitusi. IHSG mencatatkan transaksi turnover sebesar Rp12,06 triliun. Jelang libur panjang, para pelaku pasar memanfaatkan momentum untuk melakukan profit taking.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Maret 2024 (29/03) ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones naik 0,12% ke level 39.807,37, sedangkan indeks Nasdaq turun 0,12% ke posisi 16.379,46 dan S&P 500 menguat 0,11% kelevel 5.254,35. Selama bulan Maret, indeks S&P 500 memimpin penguatan dengan kenaikan 3,1% dalam sebulan, Dow Jones naik 2,1%, sedangkan Nasdaq menguat 1,8%.

 

Akhir bulan Maret Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar atau capital outflow Indonesia senilai Rp 1,36 triliun. Berdasarkan data transaksi yang dihimpun BI periode 25 hingga 27 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 1,36 triliun. Aliran modal asing keluar di pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Pada minggu sebelumnya aliran modal asing juga tercatat keluar senilai Rp 6,68 triliun. Berdasarkan data setelmen sampai dengan 27 Maret 2024, nonresiden (investor asing) jual neto Rp 33,31 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 28,90 triliun di pasar saham kemudian beli neto Rp 20,05 triliun di SRBI.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar pada perdagangan awal April 2024 di pasar spot berada dilevel Rp 15.910, melemah 0,38%. Pelemahan rupiah hingga mendekati level Rp 16.000 merupakan yang terendah sejak 1 November 2023. Penurunan Rupiah sejalan dengan capital outflow dari investor asing yang terjadi dua pekan beruntun. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan pada pekan ketiga dan keempat Maret 2024, investor asing melakukan jual neto sekitar Rp 8 triliun rupiah.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Maret 2024 tercatat 3,05% (YoY), lebih tinggi dari inflasi tahunan di bulan Februari 2024 yang mencapai 2,75%. Inflasi bulanan per Maret tercatat sebesar 0,52%, sementara di bulan sebelumnya Februari tercatat sebesar 0,37%. Inflasi pada Maret 2024 ini didorong oleh inflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Komoditas utama penyumbang inflasi adalah telur ayam ras dengan andil 0,09%, daging ayam ras dengan andil 0,09%, beras dengan andil inflasi 0,09%, serta cabai rawit dengan andil inflasi sebesar 0,02%, serta bawang putih dengan andil inflasi 0,02%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan awal April 2024 (01/04) dibuka positif. Minyak jenis WTI naik 0,35% ke posisi US$ 83,46 per barel sementara harga minyak jenis brent menguat 0,28% ke posisi US$ 87,24 per barel. Harga minyak dunia berhasil melanjutkan rally penguatan didukung faktor Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang berjanji untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga akhir Juni. Hal ini dapat memperketat pasokan minyak mentah selama musim panas di belahan bumi utara.

 

Bulan April 2024 IHSG diprediksi akan bergerak konsolidasi dengan level support di 7,015. IHSG berpeluang mengalami teknikal rebound ditopang oleh saham-saham perbankan dan bluechips yang sudah mengalami jenuh jual.

Ulasan Pasar per 29 Februari 2024

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir Februari 2024 ditutup melemah 0,17% dilevel 7.316,11. Nilai transaksi IHSG mencapai sekitar Rp 16 triliun, investor asing mencatatkan kembali penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 640,29 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 638,77 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 1,53 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Februari 2024 (29/02) ditutup positif. Indeks Dow Jones naik 0,12% ke level 38.996,39, sedangkan indeks Nasdaq naik 0,90% ke posisi 16.091,92 dan S&P 500 menguat 0,52% kelevel 5.096,27. Selama Februari, indeks Nasdaq memimpin penguatan dengan kenaikan 6,12% dalam sebulan, S&P 500 naik 5,17%, sedangkan Dow Jones menguat 2,22%.

 

Akhir bulan Februari (26-29 Februari 2024) Bank Indonesia mencatat terjadi aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 2 triliun. Nilai tersebut terdiri dari aliran modal asing masuk bersih di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp1,46 triliun, sedangkan modal asing keluar bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham masing-masing sebesar Rp0,82 triliun, dan Rp2,64 triliun. Sejak 1 Januari 2024 sampai dengan 29 Februari 2024, total modal asing masuk bersih di pasar saham mencapai Rp20,02 triliun dan di SRBI Rp25,51 triliun, sementara modal asing keluar bersih di pasar SBN mencapai Rp 4,93 triliun. 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar akhir Februari 2024 di pasar spot ditutup dilevel Rp 15.710, melemah 0,19%. Pelemahan rupiah sejalan dengan penguatan indeks dolar AS (DXY) pada 29 Februari yang naik 0,15% ke angka 104,13 yang juga merupakan posisi tertinggi sejak 19 Februari 2024. Nilai tukar rupiah tertekan dipicu salah satunya oleh faktor defisit Transaksi Berjalan Indonesia  hingga mencapai US$1,3 miliar pada kuartal IV-2023 sementara secara keseluruhan tahun 2023 defisitnya mencapai US$1,6 Miliar atau 0,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Februari 2024 tercatat 2,75% (YoY), lebih tinggi dari inflasi tahunan di bulan Januari 2024 yang mencapai 2,57%. Inflasi bulanan per Februari tercatat sebesar 0,37%, sementara di bulan sebelumnya Januari tercatat sebesar 0,04%. Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 1% dan andil terhadap inflasi sebesar 0,29%. Komoditas utama penyumbang inflasi adalah beras dengan andil 0,21%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan awal Maret 2024 (01/03) dibuka positif. Minyak jenis WTI naik 0,03% ke posisi US$ 78,28 per barel sementara harga minyak jenis brent menguat 0,07% ke posisi US$ 82,09 per barel. Laporan harga konsumen dan produsen pada awal bulan Februari 2024 mengisyaratkan inflasi yang tinggi dan pendekatan yang hati-hati dari para pengambil kebijakan The Fed, yang mendorong investor untuk memundurkan ekspektasi penurunan suku bunga ke bulan Juni 2024 dari bulan Maret 2024. Suku bunga yang tinggi telah membantu banyak negara besar di Barat dalam mengendalikan inflasi, sehingga berpotensi mengurangi pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Bulan Maret 2024 IHSG diprediksi akan bergerak positif dengan target resistant terdekat dilevel 7,370. IHSG berpeluang mengalami penguatan ditopang pengumuman dividen saham-sahm perbankan dan bluechips.