Ulasan Pasar per 31 Oktober 2025

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir November ditutup melemah 0,25% dilevel 8.613,88. Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 856,68 miliar dan di seluruh pasar mencapai Rp 1,13 triliun. Secara bulanan IHSG berhasil menguat 1,28%, didorong oleh kenaikan saham-saham blue chip yang tercermin dari indeks LQ45 (+4,89% MoM) dan EIDO (+4,20% MoM).

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Oktober 2025 ditutup menguat.  Indeks Dow Jones menguat 0,09% ke level 47.562,87, indeks Nasdaq naik 0,61% ke posisi 23.724,96 dan S&P 500 naik 0,26% kelevel 6.840,20. Indeks utama di Wall Street ditutup menguat, terdorong oleh proyeksi laba optimistis dari Amazon, sentimen investor masih tertahan akibat kekhawatiran bahwa Federal Reserve (The Fed) bersikap semakin berhati-hati dalam melakukan pemangkasan suku bunga di bulan Desember. Selama bulan Oktober, S&P 500 menguat 2,3%, Nasdaq meningkat 4,7%, dan Dow Jones naik 2,5%.

Akhir bulan Oktober 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (capital inflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 1 triliun dalam periode 27-30 Oktober 2025. Aliran modal asing tercatat keluar melalui instrument pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3,23 triliun dan instrument SRBI sebesar Rp 0,17 triliun. Sementara di instrument pasar saham, investor asing tercatat beli bersih sebesar Rp 4,40 triliun. Sejak awal tahun hingga 30 Oktober 2025, aliran modal asing yang keluar Indonesia sebanyak Rp 46,17 triliun dipasar saham dan instrument SRBI sebesar Rp 135,86 triliun. Sementara itu, terjadi aliran modal asing yang masuk ke instrument SBN  sebesar Rp 3,89 triliun.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan hari Selasa (04/11) dibuka dilevel Rp 16.700, melemah 0,30%. Pergerakan rupiah berada di bawah tekanan dari penguatan dolar AS di pasar global. Indeks dolar menunjukkan tren menguat seiring pergeseran ekspektasi pasar terhadap arah suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Oktober 2025 yang tercatat sebesar 2,86% (YoY), lebih tinggi dibanding dengan bulan September 2025 yang tercatat sebesar 2,65% (YoY). Pada bulan Oktober tercatat terjadi inflasi sebesar 0,28%, sedangkan dibulan sebelumnya September, inflasi sebesar 0,21%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelompok yang mendorong inflasi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai 3,05%.  Hal ini disebabkan tingginya kenaikan harga untuk komoditas emas perhiasan yang andilnya ke inflasi sebesar 0,21%.

Harga minyak dunia diperdagangan Selasa (04/111) dibuka menguat. Minyak jenis WTI berada diposisi US$ 61,21 per barel, sementara harga minyak jenis brent dikisaran US$ 65,02 per barel. Harga minyak dunia bergerak stabil, didorong keputusan OPEC+ yang menunda rencana peningkatan produksi pada kuartal I 2026. Langkah tersebut meredakan kekhawatiran pasar atas potensi kelebihan pasokan global yang sebelumnya menekan harga.

Bulan November 2025, IHSG diprediksi bergerak positif didukung oleh optimisme pemulihan ekonomi domestik, inflasi yang terkendali serta peningkatan PMI manufaktur dalam negeri. IHSG diperkirakan bergerak dengan range level 8,050-8,400.