Ulasan Pasar per 29 Agustus 2025

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Agustus ditutup melemah 1,53% dilevel 7.830,49. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 1,12 triliun, angka ini adalah yang terdalam sejak 31 Juli 2025 (Rp 1,26 triliun). Kinerja IHSG tercatat naik 9,59% ke 7.830 sepanjang tahun 2025 hingga akhir Agustus 2025, ditopang sektor teknologi yang melonjak 61,40%.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Agustus 2025 ditutup melemah.  Indeks Dow Jones melemah 0,20% ke level 45.544,88, indeks Nasdaq turun 1,15% ke posisi 21.455,55 dan S&P 500 turun 0,64% kelevel 6.460,26. Belanja konsumen AS meningkat paling tinggi dalam empat bulan terakhir pada bulan Juli, sementara inflasi sektor jasa meningkat, tetapi para ekonom tidak yakin tanda-tanda permintaan domestik yang kuat akan mencegah Federal Reserve memangkas suku bunga bulan depan di tengah melemahnya kondisi pasar tenaga kerja.

Akhir bulan Juli 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar (capital outflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 250 miliar dalam periode 25-28 Agustus 2025. Aliran modal asing tercatat keluar melalui instrument SRBI sebesar Rp 10,79 triliun. Instrument pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan instrument pasar saham tercatat adanya aliran modal asing masuk (capital inflow) masing-masing sebesar Rp 7,93 triliun dan Rp 2,62 triliun. Sejak awal tahun hingga 28 Agustus 2025, aliran modal asing yang keluar Indonesia sebanyak Rp 48,01 triliun dipasar saham dan instrument SRBI sebesar Rp 94,28 triliun. Sementara itu, terjadi aliran modal asing yang masuk ke instrument SBN sebesar Rp 76,44 triliun.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan hari Selasa (02/09) dibuka dilevel Rp 16.420, melemah tipis 0,08%. Rupiah masih berada dalam trend melemah akibat sentiment negatif kondisi domestik menyusul eskalasi demonstrasi di berbagai wilayah terkait kritik atas kinerja DPR dan insiden tewasnya pengemudi ojek online di Jakarta akibat benturan dengan aparat.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Agustus 2025 yang tercatat sebesar 2,31% (YoY), lebih rendah dibanding dengan bulan Juli 2025 yang tercatat sebesar 2,37% (YoY). Pada bulan Agustus tercatat terjadi deflasi sebesar 0,08%, sedangkan dibulan sebelumnya Juli, terjadi inflasi sebesar 0,3%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, komoditas yang mendorong deflasi adalah kelompok makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29% dan memberi andil deflasi sebesar 0,08%. Terbesar adalah cabai rawit dengan andil 0,07%. Komoditas lain adalah tarif angkutan udara dengan andil 0,03% dan bensin 0,02%.

Harga minyak dunia diperdagangan Selasa (02/09) dibuka menguat. Minyak jenis WTI berada diposisi US$ 64,98 per barel, sementara harga minyak jenis brent dikisaran US$ 68,49 per barel. Harga minyak dunia bergerak dalam trend menguat, didorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan imbas eskalasi konflik Rusia-Ukraina. Serangan drone Ukraina memaksa penutupan fasilitas kilang yang menyumbang setidaknya 17% kapasitas penyulingan Rusia, atau sekitar 1,1 juta barel per hari. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut akan ketatnya pasokan global.

Bulan September 2025, IHSG diprediksi akan bergerak dengan range level 7,547 – 8,022. IHSG berpotensi menguat ditopang mulai stabilnya kondisi keamanan dan politik dalam negeri serta sentiment positif rencana The Fed yang akan memangkas suku bunga acuan di bulan september ini.