Ulasan Pasar per 27 Oktober 2020

IHSG pada penutupan perdagangan hari Selasa 27 Oktober 2020 mencatatkan penurunan sebesar -0,31% atau turun 15,82 poin ke level 5.128,22. Secara year to date IHSG mengalami penurunan sebesar -18,98%. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 5.958 Triliun dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp 7.932 Miliar. Indeks regional ditutup mix, Dow Jones ditutup dilevel 26.501,6 (-0,59%), Hangseng 24.107,42 (-1,95%), S&P 3.269,96 (-1,21%), dan Nikkei 22.977,13 (-1,52%).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan harga atau inflasi 0,07% pada Oktober 2020 seiiring dengan kenaikan harga berbagai komoditas pangan didaerah. Dengan terjadinya inflasi pada Oktober, maka inflasi tahun kalender (Januari-Oktober)  mencapai 0.95% dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1.44%. Mulai terlihat terjadi tren kenaikan harga, setelah selama tiga bulan berturut-turut terjadi deflasi, yaitu Juli sebesar 0.10%, Agustus dan September masing-masing 0.05%.

Bank Dunia merevisi naik perkiraan harga minyak untuk tahun ini dan 2021 seiring dengan pemulihan harga secara bertahap yang sudah terjadi sejak kuartal III/2020. Mengutip laporan Commodity Markets Outlook Oktober 2020 yang dirilis Kamis (22/10/2020), Bank Dunia memprediksi harga minyak mencapai rata-rata harga US$41 per barel pada 2020 sebelum akhirnya naik menjadi US$44 per barel pada 2021. Proyeksi itu naik dari perkiraan April 2020 sebesar US$35 per barel untuk tahun ini dan US$42 per barel untuk rata-rata pada 2021. Adapun, perubahan perkiraan harga itu juga sejalan dengan rebound pemulihan harga yang sudah hampir dua kali lipat menjadi rata-rata US$40 per barel pada September 2020 dari level terendah US$21 per barel pada April.

Harga minyak mentah dunia kompak melemah sepanjang pekan lalu, menyusul normalnya pasokan dari Libya di tengah peluang pemberlakuan kembali karantina wilayah (lockdown) di negara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Libya saat ini memproduksi 680.000 bpd dan mengharapkan produksi meningkat menjadi 1 juta bpd dalam beberapa minggu mendatang menurut salah satu sumber minyak Libya. Berdasarkan kesepakatan awal, OPEC+ berencana menurunkan pengurangan produksi pada Januari 2021 dari 7,7 juta barel per hari (bpd) saat ini menjadi sekitar 5,7 juta bpd.

Indonesia baru saja resmi menerima perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat (AS) . Keputusan ini diambil Pemerintah AS melalui United States Trade Representative (USTR) pada hari Sabtu (30/10).

Untuk diketahui, GSP merupakan fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk yang diberikan secara unilateral oleh Pemerintah Amerika Serikat kepada negara-negara berkembang di dunia sejak tahun 1974.