IHSG pada penutupan perdagangan hari jumat 28 Februari 2020 mencatatkan penurunan sebesar 1,50% atau turun 82,99 poin ke level 5.452,70. Secara year to date IHSG mengalami penurunan sebesar -13,85%. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 6.304 Triliun dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp 6.463 Miliar. Asing secara ytd mencatatkan net sell sebesar Rp 4.723,44 miliar.
DJIA, Indeks Hangseng, S&P 500, dan Nikkei225 ditutup variatif 28 Februari 2020, DJIA 25.409,36 -0,82%(ytd -11,30%), HSI 26.129,93 -2,42%(ytd -7,42%), S&P500 2.954 -0,82%(-8,83%), dan nikkei225 ditutup di 21.142,96 -3,67% (-11,31%).
Rupiah (kurs jisdor) ditutup di level 14.234 di akhir perdagangan hari jumat kemarin melemah 3,32% secara mingguan dan -1,99% secara ytd
Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1%-5,5% menjadi 5%-5,4%. Penyebabnya, virus corona dinilai akan berdampak ke perekonomian dalam negeri. Dari sisi pariwisata, wabah virus corona akan membuat Indonesia kehilangan devisa US$ 1,3 miliar. Hal ini seiring pelarangan penerbangan ke Cina. Sedangkan dari sisi perdagangan, Indonesia berpotensi kehilangan US$ 300 juta akibat gangguan logistik terhadap ekspor, dapat mencapai US$ 700 juta. BI juga memperkirakan dana investasi dari Cina menurun US$ 400 juta.
BI memangkas bunga acuan sebesar 25 bps untuk menjaga daya tahan ekonomi dari dampak penyebaran virus korona. BI melakukan langkah preventif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global akibat terjadinya Covid-19. wabah virus corona mulai berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu tecermin dari perlambatan pertumbuhan penerimaan pajak. Dari penerimaan bruto, realisasi pajak dari sektor perdagangan pada Januari 2020 mulai melambat. Realisasi pajak dari sektor itu hanya Rp 22,18 triliun. Pertumbuhannya melambat dari 8,4% pada Januari 2019 menjadi 2,6%.
Recent Comments