Ulasan Pasar per 28 November 2025

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir November ditutup melemah 0,43% dilevel 8.508,71. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 912,51 miliar dan di seluruh pasar mencapai Rp 1,02 triliun. Secara bulanan IHSG berhasil menguat 4,22%. Bulan November, IHSG juga berhasil mencetak rekor All-Time High baru dilevel 8.602.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir November 2025 ditutup menguat.  Indeks Dow Jones menguat 0,61% ke level 47.716,42, indeks Nasdaq naik 0,65% ke posisi 23.365,69 dan S&P 500 naik 0,54% kelevel 6.849,09. Indeks utama di Wall Street ditutup menguat, terdorong oleh pelemahan indeks dolar AS yang semakin dalam seiring menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Desember.

Akhir bulan November 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (capital inflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 12,7 triliun dalam periode 24-27 November 2025. Aliran modal asing tercatat masuk melalui instrument pasar saham sebesar Rp 2,01 triliun, instrument Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 0,41 triliun dan di instrument Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 10,27 triliun. Sejak awal tahun hingga 27 November 2025, aliran modal asing yang keluar Indonesia sebanyak Rp 26,41 triliun dipasar saham, instrument SRBI sebesar Rp 145,26 triliun serta instrument SBN  sebesar Rp 3,3 triliun.

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan hari Selasa (02/12) dibuka dilevel Rp 16.625, menguat 0,15%. Pergerakan rupiah diperkirakan masih akan sangat dipengaruhi oleh dinamika dolar AS di pasar global. Dolar AS tercatat masih berada dalam tekanan setelah rilis data manufaktur Amerika Serikat yang lebih lemah dari ekspektasi, hal ini meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan Desember ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada November 2025 yang tercatat sebesar 2,72% (YoY), lebih rendah dibanding dengan bulan Oktober 2025 yang tercatat sebesar 2,86% (YoY). Pada bulan November tercatat terjadi inflasi sebesar 0,17%, sedangkan dibulan sebelumnya Oktober, inflasi sebesar 0,28%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tekanan inflasi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang m engalami inflasi 0,06% dengan andil 0,02%, serta kesehatan 0,12% dengan andil 0,01%.

Harga minyak dunia diperdagangan Selasa (02/12) dibuka menguat. Minyak jenis WTI berada diposisi US$ 59,50 per barel, sementara harga minyak jenis brent dikisaran US$ 63,30 per barel. Harga minyak dunia bergerak menguat didorong kekhawatiran terhadap pasokan global akibat serangan drone di fasilitas minyak Rusia serta keputusan OPEC+ yang menahan produksi minyak dunia hingga kuartal I 2026.

Bulan Desember 2025, IHSG diprediksi bergerak positif didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang akan mendukung aliran modal ke emerging market seperti Indonesia. Fenomena Window Dressing yang terjadi menjelang akhir tahun diperkirakan akan menopang penguatan IHSG lebih lanjut. IHSG diperkirakan bergerak dengan range level 8.514 – 9.000.