Ulasan Pasar per 31 Januari 2024

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir Januari 2024 ditutup dilevel 7.207,94. Penguatan IHSG ditunjang saham sektor keuangan setelah rilisnya laporan keuangan bank buku 4 yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Kinerja IHSG di bulan Januari 2024 mengalami penurunan sebesar 0,89%.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Januari 2024 (31/01) ditutup negatif. Indeks Dow Jones turun 0,82% ke level 38.150,30, sedangkan indeks Nasdaq turun 2,23% ke posisi 15.164,01 dan S&P 500 melemah 1,61% kelevel 4.845,65. Penurunan saham-saham di Wall Street terjadi usai The Fed beri sinyal tidak akan menurunkan suku bunga hingga pertemuan pada bulan Maret. Selama Januari 2024 pasar saham Amerika mencatatkan kinerja positif dengan S&P 500 menguat sebesar 1,6%, Nasdaq naik 1%, dan Dow Jones menguat 1,2%.

 

Minggu terakhir bulan Januari (22 – 26 Januari 2024) Bank Indonesia mencatat terjadi aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 3,20 triliun. Aliran dana asing yang masuk ke RI nilainya lebih kecil ketimbang aliran dana asing yang keluar. Tercatat, dana asing masuk ke pasar saham sebesar Rp 520 miliar, namun dana asing keluar melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3,31 triliun dan melalui Sekuritas Rupiah BI (SRBI) sebesar Rp 410 miliar. Berdasarkan data setelmen hingga 25 Januari 2024 (ytd), pada pasar SBN terjadi aliran modal asing masuk atau beli neto sebesar Rp 7,11 triliun. Sementara pada SRBI terjadi beli neto pada sebesar Rp 18,92 triliun dan pada pasar saham beli neto sebesar Rp 7,35 triliun.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar akhir Januari 2024 di pasar spot ditutup dilevel Rp 15.783, melemah 2,49% selama bulan Januari. Nilai tukar rupiah tertekan dipicu faktor meningkatnya tensi politik menjelang pemilu bulan Februari mendatang. Dari eksternal, data ekonomi AS yang positif membuat pelaku pasar khawatir The Fed masih akan menunda penurunan suku bunganya lebih lama lagi.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Januari 2024 tercatat 2,57% (YoY), lebih rendah dari inflasi tahunan di bulan Desember 2023 yang mencapai 2,61%. Inflasi bulanan per Januari tercatat sebesar 0,04%, sementara di bulan sebelumnya Desember 2023 tercatat sebesar 0,41%. Penyumbang utama inflasi Januari secara bulanan adalah kelompok makanan dan minuman serta tembakau dengan andil 0,05%.

 

Harga minyak dunia diperdagangan awal Februari 2024 (01/02) dibuka beragam. Minyak jenis WTI naik 0,01% ke posisi US$ 75,89 per barel sementara harga minyak jenis brent turun 0,20% ke posisi US$ 80,53 per barel. Harga minyak mengalami pelemahan pada perdagangan sebelumnya akibat rendahnya aktivitas ekonomi China dan peningkatan persediaan minyak mentah AS karena produsen meningkatkan produksi menyusul cuaca dingin bulan lalu. Aktivitas manufaktur di China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut pada bulan Januari 2024.

 

Bulan Februari 2024 IHSG diprediksi akan bergerak dengan range level 7,099 – 7,310. Masih tingginya inflasi AS dan data ekonomi AS yang terus membaik berpeluang membuat pasar saham global cenderung bergerak fluktuatif.