Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir tahun 2022, Jumat (30/12) ditutup melemah 0,14% ke level 6.850,62. Sepanjang tahun 2022 IHSG tercatat mengalami kenaikan sebesar 4,09%. Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang mampu tumbuh sebesar 10%. Selama tahun 2022 investor asing tercatat melakukan net sell atau jual bersih sebesar Rp 61,2 triliun di seluruh pasar.
Mayoritas bursa utama dunia sepanjang tahun 2022 berkinerja negatif. Bursa saham China (Shanghai Composite) dan Hong Kong (Hang Seng) mengalami koreksi berkisar 14% – 15%. Bursa saham Korea Selatan (KOSPI) mengalami koreksi tajam sebesar 24,89%. Bursa saham Amerika juga mengalami koreksi, indeks S&P 500 turun 19,4%, Nasdaq turun 33,1%, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 8,9%.
Dari pasar surat utang pemerintah, sepanjang Januari hingga 29 Desember 2022, modal asing tercatat keluar mencapai Rp128,98 triliun. Imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun tercatat naik ke level 6,93% dari 6,90%. Imbal hasil tersebut masih jauh dari yield obligasi AS tenor 10 tahun yang berada di level 3,815%. Di sisi lain, premi risiko investasi alias credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke 98,81 basis poin (bps) per 29 Desember 2022 dari 99,07 bps per 23 Desember 2022.
Kinerja nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika pada tahun 2022 tercatat mengalami pelemahan sebesar 9,31% di level Rp 15.592/US$. Pelemahan ini didorong oleh menurunnya pasokan dollar AS di dalam negeri karena adanya arus modal keluar yang dipicu kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed. Kenaikan suku bunga acuan atau Federal Fund Rate (FFR) ini yang mendorong penguatan dolar terhadap sejumlah mata uang tak terkecuali mata uang rupiah.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Desember 2022 Indonesia tercatat 5,51% secara tahunan, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya di 5,42%. Untuk data bulan Desember terjadi inflasi sebesar 0,66% secara bulanan jauh lebih besar dibandingkan bulan November sebesar 0,09% (mtm). Penyumbang inflasi tertinggi akhir tahun 2022 dipicu oleh kenaikan tarif transportasi, makanan, minuman dan tembakau.
Harga komoditas minyak dunia jenis Brent diakhir tahun 2022 ditutup dilevel US$85,9 per barel. Sementara harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup dilevel US$80,26 per barel. Sepanjang 2022 harga minyak mentah Brent menguat 10,45% yoy, sementara WTI naik 6,71% yoy. OPEC memprediksi permintaan minyak dunia pada 2023 diperkirakan akan meningkat sebesar 2,25 juta barel per hari (bph), atau sekitar 2,3%. Perkiraan tersebut stabil sejak bulan November, setelah sebelumnya sempat mengalami serangkaian penurunan proyeksi.
Awal tahun 2023 IHSG diperkirakan akan mampu rebound setelah bergerak negatif -3.26% dibulan Desember. Secara historis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibulan Januari cenderung bergerak diteritori positif. Adanya potensi terjadinya January Effect di bursa saham Indonesia juga akan memberikan sentimen positif untuk penguatan IHSG pada bulan ini.
Recent Comments