IHSG di akhir bulan Juli 2020 mencatatkan kenaikan sebesar 4.98% secara mom, dan -18.25% ytd. Inflasi Indonesia Bulan Juli mengalami deflasi sebesar -0.10% (vs prior 0.18%, vs exp 0.05%) dan secara yoy di level 1.54% (vs prior 1.96%, vs exp 1.71%)
Rilis laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2Q20 yang akan dirilis pada 5 Agusuts 2020, yang diperkirakan terkontraksi cukup dalam hingga 4-5% yoy pada 2Q20. Adapun, beberapa riset lembaga keuangan global mengindikasikan Indonesia akan masuk ke jurang resesi dengan pertumbuhan negatif yang berlanjut pada 3Q20, kendati trennya diprediksi menunjukkan perbaikan. Selama tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan kontraksi dengan rentang -0,2-0,8% yoy, dengan asumsi jika kasus covid-19 belum menunjukkan tren penurunan hingga September 2020.
Sejumlah negara mitra Indonesia seperti Singapura dan Korea Selatan sama-sama masuk ke dalam resesi setelah melaporkan pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut. Kedua negara tersebut adalah mitra Indonesia tertuma berkaitan dengan investasi asing langsung, sehingga dikhawatirkan akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika ekonomi Indonesia terkontraksi dalam tahun ini, maka akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk keadaan fully recovered.
Selain itu, pasar juga masih mengkhawatirkan kebijakan pemerintah yang selama ini dianggap belum dapat menurunkan kasus covid dan juga penyerapan bantuan sosial yang masih lambat akan dapat semakin menurunkan konsumsi. Di sisi lain, dengan banyaknya jumlah kasus positif, pasar menghitung kemungkinan adanya PSBB yang berpeluang kembali diketatkan sehingga dapat mendisrupsi ekonomi.
Data Markit PMI Manufacturing bulan Juli naik ke level 46,9 dari 39,1 di bulan Juni. Bank Indonesia melaporkan penyaluran kredit Juni 2020 sebesar Rp5,552.6 triliun atau tumbuh 1% YoY. Capaian ini melambat dibanding dengan Mei 2020 sebesar 2.4% YoY.
Fitch Ratings merevisi prospek peringkat AAA Amerika Serikat (AS) menjadi negatif dari stabil pada Jumat pekan lalu. Fitch menyebut ada erosi atau penurunan kekuatan kredit, termasuk meningkatnya defisit anggaran AS untuk membiayai stimulus guna memerangi dampak dari pandemi corona. Lembaga pemeringkat kredit juga menyebutkan, arah masa depan kebijakan fiskal AS sebagian tergantung pada pemilihan presiden November mendatang.
Recent Comments