IHSG pada penutupan perdagangan hari Jumat 31 Mei 2019 mencatatkan kenaikan sebesar 1,72% atau 105,01 poin ke level 6.209.12. Secara mingguan IHSG mengalami kenaikan sebesar 2,51% dan dari awal tahun mengalami kenaikan 0,24%. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp. 7.072 Triliun dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp. 9.993 Miliar. Asing secara ytd mencatatkan net buy sebesar Rp 57.838,2 miliar.
Rupiah (kurs jisdor) ditutup di level 14.385 di akhir perdagangan hari terakhir dibulan Mei 2019 menguat 0,46% secara mingguan dan secara bulanan mengalami pelemahan sebesar 1,20%.
Minyak WTI dan Brent mengalami penurunan secara bulanan masing-masing -14,08% dan -11,11% pelemahan ini terjadi akibat membengkaknya persediaan minyak AS dan kekhawatiran investor terhadap perang dagang antara AS dan Beijing yang dapat mengganggu permintaan minyak.
Lembaga pemeringkat global, Standard & Poors (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi ‘BBB’ dari sebelumnya ‘BBB-‘. S&P juga meningkatkan rating utang sovereign jangka pendek dari ‘A-2’ ke ‘A-3’. Berita ini merupakan berita baik untuk Indonesia karena peningkatan rating ini meningkatkan kepercayaan investor yang akan berinvestasi di indonesia.
Bank Dunia (World Bank/WB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) global di tahun ini, tetapi untuk Indonesia sendiri Bank Dunia masih memberikan proyeksi PDB cukup bagus yakni sebesar 5,2%, di saat proyeksi pertumbuhan negara-negara emerging market sebesar 4%. Ini berarti PDB Indonesia akan jauh di atas negara emerging market lainnya. Hal ini menjadi katalis positif juga bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Recent Comments