Ulasan Pasar per 30 April 2025

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir April ditutup menguat 0,26% dilevel 6.766,80. Sejalan dengan IHSG, mayoritas bursa kawasan Asia juga ditutup di zona positif. Indeks Nikkei naik 0,57% ke 36.045,38, indeks Hang Seng naik 0,51% ke 22.119,41, dan indeks Strait Times naik 0,72% ke 3.832,51. Sepanjang periode April 2025, IHSG mencatatkan kinerja positif dengan penguatan sebesar 3,93%.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir April 2025 ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones naik 0,35% ke level 40.669,36, indeks Nasdaq melemah 0,09% ke posisi 17.446,34 dan S&P 500 naik 0,15% kelevel 5.569,06. Pergerakan bursa saham Amerika selama bulan April ditutup beragam. Selama sebulan, indeks Nasdaq menguat 0,9%, indeks S&P 500 melemah 0,8%, sementara indeks Dow Jones melemah 3,2%. Data menunjukkan ekonomi Amerika Serikat (AS) berkontraksi pada kuartal pertama dan kekhawatiran investor terhadap resesi yang meningkat.

 

Akhir bulan April 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (capital inflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 4,15 triliun dalam periode 28-30 April 2025. Aliran modal asing keluar melalui instrument pasar saham sebesar Rp 0,01 triliun. Sementara di instrument SBN dan SRBI tercatat terjadi capital inflow masing-masing sebesar Rp 0,22 triliun dan Rp 3,95 triliun. Sejak awal tahun hingga 30 April 2025, aliran modal asing yang keluar Indonesia sebanyak Rp 49,56 triliun dipasar saham dan SRBI sebesar Rp 12,05 triliun. Sementara itu, terjadi aliran modal asing yang masuk di instrumen SBN sebesar Rp 23,01 triliun.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar pada perdagangan hari Senin (05/05) dibuka dilevel Rp 16.425, menguat 0,03%. Nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar Amerika Serikat  setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia masih tumbuh di kuartal I-2025. BPS merilis data pertumbuhan ekonomi RI kuartal I-2025 yang terpantau tumbuh 4,87% yoy.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada April 2025 yang tercatat sebesar 1,95% (YoY), lebih tinggi dibanding dengan bulan Maret 2025 yang tercatat sebesar 1,01% (YoY). Pada bulan April tercatat terjadi inflasi sebesar 1,17%, sedangkan dibulan sebelumnya Maret, inflasi tercatat lebih tinggi sebesar 1,65%. Kelompok pengeluaran penyumbang terbesar inflasi April 2025 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,64%. Komoditas penyumbang inflasi utama kelompok ini adalah kopi bubuk, minyak goreng, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin (SKM).

 

Harga minyak dunia diperdagangan Senin (05/05) dibuka negatif. Minyak jenis WTI melemah 3,8% ke posisi US$ 56,09 per barel sementara harga minyak jenis brent dikisaran US$ 59,18 per barel melemah 3,4%. Harga minyak dunia terus bergerak negatif menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir. Tekanan datang dari keputusan OPEC+ yang mempercepat peningkatan produksi secara agresif, memperparah kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan di tengah permintaan yang melemah.

 

Bulan Mei 2025, IHSG diprediksi berpotensi melanjutkan penguatan seiring mulai meredanya sentimen eksternal ketegangan perang dagang antara AS dan China. IHSG akan bergerak dengan kisaran range level di 6,724 – 7,000.