Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir bulan November 2022 ditutup menguat 69,24 poin atau 0,99% ke 7.081,31. Penguatan IHSG terutama ditopang naiknya sektor keuangan, kesehatan dan sektor barang konsumer primer. Selama bulan November IHSG tercatat melemah tipis 0.25%.
Mayoritas bursa Asia diakhir November ditutup menguat, Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 2,16% ke posisi 18.597,23, Shanghai Composite China naik tipis 0,05% ke 3.151,34, Straits Times Singapura menguat 0,43% ke 3.290,49, ASX 200 Australia bertambah 0,43% ke 7.284,2, KOSPI Korea Selatan naik tajam 1,61% ke 2.472,53. Hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang ditutup melemah 0,21% ke posisi 27.968,99.
Dari pasar surat utang pemerintah, harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat diperdagangan akhir November. Yield SBN tenor 5 tahun turun 10,9 basis poin (bp) ke posisi 6,318%. Sedangkan yield SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) turun 3,8 bp menjadi 6,909%. Penguatan harga SBN ditunjang kabar rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya bulan ini.
Kinerja nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika pada bulan November melemah 2,4% di level Rp 15.730/US$. Sepanjang tahun ini nilai tukar rupiah telah melemah lebih dari 9%. Untuk menstabilkan rupiah, Bank Indonesia rutin melakukan intervensi di pasar spot, Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar domestic non-deliverable forward (DNDF). Cadangan devisa yang dimiliki BI pun berkurang dari US$ 139,9 miliar menjadi sekitar US$ 130,1 miliar akibat aksi intervensi untuk menstabilkan rupiah.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi November 2022 Indonesia tercatat 5,42% secara tahunan, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya di 5,71%. Untuk data bulan November terjadi inflasi sebesar 0,09% secara bulanan jauh lebih besar dibandingkan bulan Oktober yang mengalami deflasi sebesar 0,11% (mtm). Penyumbang inflasi tertinggi tahunan dipicu oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, rokok, beras dan tarif angkutan dalam kota.
Harga komoditas minyak dunia jenis Brent pada perdagangan Rabu (30/11/2022) tercatat menguat 2,8% dilevel US$85,4 per barel, dibanding hari sebelumnya. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga ditutup positif naik 3% menjadi US$80,55 per barel. Anjloknya stok minyak mentah AS sebesar hampir 13 juta barel menjadi katalis positif penguatan harga minyak dunia. Selain itu optimisme investor mulai terkendalinya pandemi Covid-19 di China juga memberi kabar positif bagi harga komoditas minyak dunia.
Bulan Desember IHSG diperkirakan akan bergerak positif menyusul indikasi The Fed yang akan menurunkan besaran kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan 13-14 Desember 2022. Dari dalam negeri, adanya potensi terjadinya window dressing di bursa saham juga akan memberikan sentimen positif penguatan IHSG pada bulan ini.
Recent Comments